Liputan6.com, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan indikator kesejahteraan masyarakat Indonesia menurun pada 2015.
Ekonom Indef, Fadhli Hasan mengatakan, Indef memperkirakan tingkat kemiskinan meningkat dari 10,96 menjadi 11,5 persen pada periode Maret 2014-Maret 2015. Hal itu berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan metode hampir sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS)
Advertisement
"Karena itu kami melakukan perhitungan sendiri apakah betul angka kemiskinan meningkat atau tidak, berdasarkan perkiraan kita menggunakan metode yang hampir mirip dengan BPS meningkat," kata Fadhli, di kantor Indef, Jakarta, Senin (24/8/2015).
Fadhil menambahkan, pada periode tersebut pengangguran juga meningkat dari 7 persen menjadi 7,5 persen. "Upah buruh tani, upah buruh industri mengalami penurunan 3,5 persen triwulan ke triwulan," tutur Fadhil.
Tingkat kesenjangan antara golongan kaya dengan golongan miskin (gini rasio) pun semakin melebar pada 2015. Fadhil mengungkapkan, ketimpangan tersebut meningkat dari 0,41 persen menjadi 0,42 persen.
"Kami juga duga telah terjadi juga peningkatan ketimpangan dari 0,41 jadi 0,42 itu beberapa indikator tingkat kesejahteraan yang kita estimasi dan dikatakan memburuk dalam satu tahun," ujar Fadhil. (Pew/Ahm)