Gubernur BI: Saatnya Eksportir Jual Dolar AS Demi Rupiah

Terjadi kelebihan permintaan dolar AS yang sangat tinggi dibanding pasokan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Agu 2015, 16:16 WIB
Petugas menghitung uang pecahan US$100 di Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Posisi dolar terus beranjak hingga di kisaran Rp 14.150. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) meminta para eksportir untuk melepas valuta asing (valas) ke pasar supaya pasokan dolar AS bertambah dan terjadi keseimbangan dengan permintaan dolar AS yang terus meningkat. Langkah pelepasan dolar AS tersebut diharapkan bisa mendorong terangkatnya nilai tukar rupiah

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, BI akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang terdepresiasi sangat dalam atau telah mengalami overshoot.

"Kalau sudah undervalue tentu perlu respons bersama untuk meyakini ini tidak bisa dibiarkan," ucap dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/8/2015).

Hanya saja, Agus mengimbau agar eksportir mulai melepas valas atau dolar AS demi keseimbangan pasokan dan permintaan di pasar. Upaya tersebut akan mengurangi tekanan kurs rupiah.

"Kami undang para eksportir sudah saatnya melepas valas supaya pasokan dan permintaan seimbang lagi, tekanan kurs tidak terjadi lagi. Kami akan terus menjaga stabilitas kurs rupiah meski kondisi dunia perlu diwaspadai. Tapi secara umum terjaga," terang dia.

Agus mengakui bahwa terjadi kelebihan permintaan dolar AS yang sangat tinggi dibanding pasokan. Penyebabnya, sambung dia, karena spekulasi kenaikan Fed Fund Rate, pelemahan ekonomi China, devaluasi Yuan dan mata uang negara tetangga lain seperti Ringgit Malaysia.

"Periode super dolar AS di 2015 dan devaluasi Yuan sudah membuat rupiah terdepresiasi 12,6 persen sampai 21 Agustus ini. Pelemahan ini lebih rendah dari Brazil dan Turki tapi lebih tinggi ketimbang India, Thailand, Filiphina dan Korea sehingga akan berpengaruh ke fundamental ekonomi kita," pungkas dia. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya