Liputan6.com, Jakarta Panggung mode di awal tahun 90-an digemparkan saat Eve Salvail berjalan di runway dengan rambut cepak, ditambah dengan tato naga di kulit kepalanya.
Ini melanggar aturan tak tertulis dalam dunia runway di masa itu, di mana rambut panjang feminin ala Cindy Crawford dan Naomi Crawford merupakan model rambut ideal karena sifatnya yang luwes dalam bergaya.
Advertisement
Dua dekade kemudian, rambut panjang masih menjadi norma. Namun, seperti halnya Salvail, dekade ini ada pula model yang tidak mematuhi norma tersebut. Dengan karakter yang kuat, model berdarah Afrika seperti Grace Bol dan Ajak Deng tampil dengan rambut cepak dalam tahun-tahun karirnya. Kini, wajah-wajah baru seperti Tamy Glauser , Kris Gottschalk, dan Ruth Belle pun tampil dengan model rambut serupa, yang justru melejitkan nama mereka.
Rambut cepak pada wanita menjadi penanda pemberontakan dan keren dengan caranya sendiri, sehingga para desainer yang mencari edge mengincar para pemilik rambut cepak. Menurut Style.com, saat ini, Glauser menjadi kebanggaan Rick Owens dan tampil di runway Nicolas Ghesquiere untuk Louis Vitton, sementara Gottschalk ditunjuk untuk menjadi model bersama show Public School untuk New York Fashion Week pria. (Ikr/Ibo)