‎BI Prediksi Suku Bunga Acuan Bakal di 7,5% Sampai 2016

BI akan selalu senantiasa memutuskan kebijakan terkait BI Rate berdasarkan perkembangan data yang ada.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Agu 2015, 21:00 WIB
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Selasa (18/8/2015) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen (Foto: Ilyas Nur P/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,5 persen sampai 2016. Menurut BI, level BI rate tersebut sesuai dengan proyeksi penyusunan postur dan anggaran tahun depan, termasuk level rupiah yang dipatok Rp 13.400 per dolar Amerika Serikat (AS) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

"Dalam proyeksi anggaran, ada BI Rate 7,5 persen untuk kepentingan penyusunan anggaran," ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/8/2015).

Namun demikian, Agus mengatakan, ‎BI akan selalu senantiasa memutuskan kebijakan terkait BI Rate berdasarkan perkembangan data yang ada. "Jika data sudah terlihat, akan kita putuskan. Tapi realisasinya bisa beda dengan apa yang dianggarkan, karena anggaran dasar untuk postur dan proyeksi," ucapnya.

‎Dalam proyeksi ekonomi Indonesia yang dipaparkan BI untuk tahun depan, Agus menyebut, posisi cadangan devisa US$112 miliar, nilai tukar Rp13.400 per dolar AS, inflasi 4,7 persen dan pertumbuhan ekonomi 5,5 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi 3,8 persen, harga minyak US$ 67 per barel dan pertumbuhan harga komoditas non migas -1,7 persen.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Selasa (18/8/2015), memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen, dengan suku bunga Deposit Facility 5,5 persen dan Lending Facility pada level 8 persen.

"Keputusan tersebut sejalan dengan upaya untuk menjaga agar inflasi berada pada kisaran sasaran inflasi plus minus 4 persen di 2015 dan 2016, " Jelas Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo.

Bauran kebijakan Bank Indonesia secara konsisten tetap diarahkan pada upaya menjaga stabilitas makroekonomi, di tengah berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global, serta menjaga pertumbuhan ekonomi melalui implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif.

"Fokus kebijakan BI dalam jangka pendek akan diarahkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidaksabilan ekonomi Global," lanjut Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk tersebut. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya