Liputan6.com, Jakarta Kalau Anda tak ingin bingung menangani kakek atau nenek, silakan cermati persoalan-persoalan yang terjadi pada para lanjut usia ini.
Usia yang terus bertambah berdampak pada sistem pengaturan cairan dan natrium. Komposisi tubuh juga mulai berubah tidak stabil. Beberapa hal lain yang berubah drastis saat menua antara lain penurunan cairan tubuh total dan cairan dalam kompartemen intraselular, penurunan persepsi rasa haus, penurunan massa ginjal (termasuk aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus/LFG), serta gangguan mengonsentrasikan urin, dan yang paling parah penurunan aktivitas renin plasma dan produksi aldosteron.
Advertisement
Jika total keseluruhan cairan tubuh di usia 23 hingga 54 tahun adalah 54,3 persen (pria) dan 48,6 persen (wanita). Maka ketika berusia tua total air tubuh menurun menjadi 50,8 persen (pada pria berusia 61-74 tahun) dan 43,4 persen (wanita). Semakin kecil jumlah total cairan tubuh, sudah tentu makin kecil jumlah cairan yang diperlukan untuk mengubah osmolalitas.
Dalam buku berjudul Pedoman Hidrasi Saat Haji dan Umrah, tim IHWG FKUI Dr dr Nina Kemala Sari SpPD-KGer dan dr Mintoro Sumego, MS mengatakan, selain penurunan rasa haus, usia lanjut pun sering memiliki gangguan lain seperti menurunnya kemampuan penglihatan, artritis, gejala sisa pasca stroke serta gangguan mobilitas, penyakit ekstrapiramidal dengan tremor (gemetar), dan produksi ludah atau salivasi berlebihan, dan munculnya penyakit parkinson.
Adanya gangguan fungsi kognitif, lanjut mereka, semakin mempersulit pemenuhan cairan akibat menurunnya kemampuan mengenali rasa haus. "Oleh karena itu, penting untuk orang di sekitar mengingatkan agar para lansia ini terbiasa minum. Terutama pada pasien dengan Alzheimer, jangan sampai konsentrasi mereka hilang karena kurang cairan," lanjut mereka.