Rupiah Tertekan, Harga Barang Elektronik Melonjak

Nilai tukar rupiah tembus 14.000 per dolar Amerika Serikat memicu kenaikan harga laptop, kamera dan televisi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Agu 2015, 11:31 WIB
Suasana di salah satu retail barang elektronik di Lebak Bulus, Jaksel. Target penjualan elektronik tahun ini diharapkan mencapai 27-28 triliun rupiah, meningkat 20 persen dari tahun lalu. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Para pedagang barang-barang elektronik nampaknya mulai was-was dengan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS yang kini sudah menembus level 14.000.

Lukman (29), salah satu karyawan toko elektronik di Mall Ambasador mengungkapkan harga-harga barang elektronik yang ia jual menjadi lebih mahal dari yang biasanya.

"Semua jadi naik, yang biasanya harga laptop kita jual Rp 2,8 juta sekarang bisa menjadi Rp 3,5‎ juta," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis, Selasa (25/8/2015).

Tidak hanya laptop, Lukman menuturkan, barang-barang elektronik lainnya seperti televisi, kamera dan perlengkapan komputer juga melonjak mengingat semua masih didapatkan dari impor.

Senada dengan Lukman, Miko yang juga sebagai karyawan salah satu toko kamera menyatakan khawatir dengan pergerakan nilai tukar rupiah yang masih terus menunjukkan tren melemah.

Tak hanya karena nilai tukar kurs, penjualan produknya juga menurun akibat daya beli masyarakat melemah sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sekitar 4,7 persen pada semester I 2015.

"Percaya tidak percaya (ekonomi melemah), tapi misalnya yang biasa setiap hari bisa jual 5 barang, sekarang paling cuma laku 2 atau 3 barang saja, itu kenyataannya," kata Miko.

Untuk diketahui, dalam kurs JISDOR, Senin 24 Agustus 2015, rupiah berada di kisaran 13.998 per dolar AS. Dolar AS makin menguat terhadap rupiah. Dengan naik 103 poin dari level rupiah 13.895 per dolar AS pada Jumat 21 Agustus 2015 menjadi 13.998 per dolar AS pada Senin 24 Agustus 2015.

Nilai tukar rupiah sudah mengalami depresiasi sekitar 12,21 persen dari 12.474 pada awal tahun 2015 menjadi 13.998 per dolar AS pada awal pekan ini. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya