Pemerintah Akui Data Pangan Belum Kompak Antar Lembaga

Akurasi data pangan menjadi perhatian utama untuk menentukan pengambilan keputusan kebijakan ke depan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 25 Agu 2015, 14:23 WIB
Menko Perekonomian Sofyan Djalil (tengah) usai Rapat Koordinasi dengan pimpinan KPK, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/3/2015). Rapat Koordinasi tersebut untuk membahas perdagangan harga gula di Indonesia. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengakui sampai saat ini data berkaitan dengan informasi pangan belum selaras lantaran masing-masing kementerian memiliki data berbeda.

Melihat kondisi tersebut, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan perlunya untuk menyelaraskan data tentang pangan.

"Rapat hari ini ingin bicara tentang masalah pangan, beras terutama dengan El Nino yang paling penting perlu mengkalibrasi data. Semua data perlu kalibrasi sehingga kita yakin data paling reliable, karena masing-masing pihak beda-beda," kata dia usai mengikuti rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Sofyan mengatakan, akurasi data merupakan perhatian utama pemerintah karena menentukan pengambilan keputusan kebijakan ke depannya.

"Untuk data produksi, sawah, beras, sapi perlu kita kalibrasi ulang karena antara kementerian dan kementerian lain datanya beda-beda. Walau pun tidak jauh beda. tetapi kalau data tidak punya keyakinan akan mempengaruhi kebijakan," ujar Sofyan.

Dia mencontohkan, akurasi data tersebut berperan dalam pengembangan wilayah pertanian. Dalam hal ini, lanjutnya kalibrasi data menjadi pekerjaan utama pemerintah.

"Begitu bicara data bisa bicara macam-macam, apakah sawah sudah diambil pertimbangan tentang konversi. Oleh sebab itu dan sudah ada kesimpulan tentang kalibrasi data," tutur Sofyan Djalil.

Turut hadir dalam rapat koordinasi tersebut, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya