Liputan6.com, Jakarta - Politisi Partai Demokrat Herman Khaeron menilai tak elok apabila Presiden Jokowi terus dibanding-bandingkan dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menjalankan roda pemerintahan.
"Janganlah suka banding-bandingkan presiden. Tidak baik. Setiap presiden keadaannya berbeda. Tidak sama," kata Herman di Senayan, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Herman menyarankan agar Presiden Jokowi mengambil langkah strategis guna menanggulangi ancaman krisis ekonomi saat ini.
"Ya semoga pemerintah menghasilkan solusi persoalan saat ini. Membuat kegiatan untuk masyarakat," tandas Herman.
Sebelumnya, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan, saat tahun 2008, sebagai kepala negara SBY pasang badan menghadapi sejumlah perseolan ekonomi. Berbeda dengan Jokowi yang terus menerus menyalahkan pihak lain sebagai penyebab perekonomian yang merosot.
"Waktu itu (2008) betul di dalam krisis. Walaupun tidak begitu kelihatan. Tidak gonjang ganjing seperti sekarang. Tapi saat itu bisa diredam. Masing-masing punya tanggung jawab penuh. SBY dengan perbankan, ekonom, politikus uraikan. Dia betul-betul sistematis. Tidak buang badan. Tidak menyalahkan pihak lain," kata Yandri.
Inilah yang dinilai Anggota Komisi II DPR ini sebagai perbedaan antara SBY dan Jokowi dalam menghadapi ancaman krisis.
"Ini yang tidak kelihatan di Jokowi dan menterinya. Senyum-senyum aja. PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sudah banyak. Menurut saya ada semacam tidak kejujuran dari pemerintah. Ada kesan ditutup-tutupi dari masalah ini," kata Yandri. (Ron/Mut)
Advertisement