Cerita Unik di Tanah Suci, Jemaah Haji Minta Diantar Pulang

"Tolong antar saya pulang, buka pintunya," pinta Halimah kepada perawat yang menjaganya.

oleh Wawan Isab Rubiyanto diperbarui 25 Agu 2015, 16:00 WIB
Jemaah calon haji mendapatkan perawatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Liputan6.com, Madinah - Kantor Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Madinah, Arab Saudi, mulai sibuk. Belasan pasien jemaah calon haji Indonesia mendapatkan perawatan. Mereka ada yang mengalami pusing dan ada pula yang demensia.

Jemaah calon haji asal Banten Pandeglang, Khaerudin, misalnya. Dia dirawat usai turun dari pesawat selama 2 jam. Dia merasakan pusing dan mual.

Ada juga Pardi bin Madnursam bin Trunawikrama. Jemaah calon haji asal Banyumas, Jawa Tengah, ini mengalami gejala demensia. Pria 69 tahun itu dibawa ke BPHI Madinah dari Hotel Anwar Al-Zahra menggunakan ambulans. Sesampainya di BPHI, Pardi masih tampak gelisah dan selalu meminta pulang.

Sang istri yang ikut kebingungan meminta Pardi beristighfar dan banyak minum air putih. "Bapak sudah kelihatan gelisah saat tiba di sini," kata istri Pardi kepada Liputan6.com di Madinah, Selasa (25/8/2015).

Pardi terus meracau meminta pulang. Padahal sebelum berangkat, dia telah memantapkan hati untuk pergi ke Tanah Suci.

"Sebelum berangkat, bapak sudah yakin dan menetapkan hati untuk berangkat ke Tanah Suci. Bahkan bapak yang paling semangat. Bapak mulai meminta pulang saat berada di atas pesawat menuju Madinah, dan setelah turun dari pesawat juga meminta pulang sampai saat ini." tutur sang istri.

Dokter Kahrir Pabe Patangai yang menangani Pardi mengatakan, pasien mengalami gangguan depresi akibat kelelahan, kekurangan asupan mineral, dan pikiran yang bermacam-macam. Karena itu, tindakan pertama yang dilakukan terhadap Pardi adalah memberikan injeksi penenang agar Pardi bisa beristirahat terlebih dahulu.

Hal yang sama juga dialami Halimah. Nenek 64 tahun asal Balikpapan, Kalimantan Timur, ini selalu meminta pulang. Bahkan dia menunjukkan rumahnya hanya berada di belakang kantor BPHI.

"Tolong antar saya pulang, buka pintunya," pinta Halimah kepada perawat yang menjaganya.

Saat berbincang dengan Liputan6.com, Halimah sering mengalami lupa ingatan. Namun sesekali dia bisa mengingat informasi detail mengenai keluarga dan asalnya. Dia tidak menyadari sudah berada di Madinah.

"Tolong saya diantar pulang. Anak saya di rumah tidak ada teman," pinta Halimah dengan bahasa daerahnya.

Dokter ahli penyakit jiwa yang bertugas di BPHI Madinah, Aan Susianti menerangkan, Halimah terserang demensia tahap awal kategori sedang serta dehidrasi. Kurangnya asupan air mengakibatkan Halimah kehilangan konsentrasi yang berakibat pada menurunnya fungsi sistem sel-sel tubuhnya.

Terhadap pasien dengan gejala seperti itu, BPHI sudah memiliki standar prosedur penanganan berupa pemeriksaan status mental mini (The Mini Mental State Examination atau MMSE). Setelah diukur, tingkat MMSE Halimah adalah 19.

"Ini kategori demensia sedang," kata Aan.

Selain Pardi dan Halimah, BPHI juga tengah merawat seorang pasien bermama Sunarto. Dia menderita penyakit tumor paru-paru. Penyakit yang diderita Sunarto bukan penyakit yang baru didapatkan saat yang bersangkutan tiba di Madinah. Sunarto sudah menderita tumor paru-paru cukup parah sejak sebelum berangkat ke Tanah Suci. (Ali/Sun)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya