Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah sampai saat ini masih bergerak di kisaran angka 14.000 per dolar AS. Terus melemahnya rupiah ini ternyata sangat menganggu bagi para pelaku bisnis, terutama bisnis maskapai penerbangan.
PT Garuda Indonesia (Persero) mengaku telah melakukan beberapa langkah antisipasi terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Nilai tukar menjadi hal yang sanget penting mengingat operasional pesawat mayoritas masih menggunakan dolar AS.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo menceritakan salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan penghematan biaya-biaya yang kurang maksimal dalam memberikan pendapatan ke perusahaan.
"Ini sudah kita lakukan sejak awal tahun kemarin, dan hasilnya positif, kita akan terus lakukan ini," kata Arif saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (25/8/2015).
Hingga bulan April 2015, Garuda telah mampu menghemat biaya operasional di luar harga bahan bakar mencapai US$40 juta. Sampai akhir tahun, perseroan mentargetkan mampu menghemat biaya mencapai US$198 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun.
Penghematan yang dilakukan adalah, pertama, dalam hal pemakaian pesawat dan beberapa peralatan operasional lainnya. Kedua, perseroan juga mengurangi beberapa aktifitas yang dianggapnya kurang menimbulkan hasil yang signifikan ke perusahaan.
"Terutama sponsorship yang tidak create, itu yang kami tahan tidak spending dulu, kalau hanya brand awareness itu tidak, kita mainkan langsung yang selling," tegas Arif.
Tak hanya itu, Arif mengaku juga mengaku akan terus bekerjasama dengan bank-bank untuk melakukan hedging dengan mekanisme cross currency swap. Terahir, Garuda telah melakukan kerjasama dengan Bank Internasional Indonesia (BII), Bank Mega, Bank ANZ Indonesia, dan Standard Chartered Bank Indonesia. Adapun total nilai transaksinya mencapai Rp 1 triliun.
"Antisipasi itu, kita ada US$20-50 juta per bulan lakukan transaksi forward, sudah kita lakukan dari awal tahun, itu semacam kita beli dolar di awal," terang Arif.
Dijelaskannya, langkah-langkah itu merupakan bagian dari antisipasi Garuda Indonesia dalam menjalankan bisnisnya ke depan agar tidak semakin rugi. Garuda sendiri, dikatakan Arif telah merancang skenario pelemahan rupiah hingga ke level 16.000 per dolar AS dengan apa yang sudah diceritakan tersebut. (Yas)
Ini Cara Garuda Indonesia Cegah Kerugian Akibat Pelemahan Rupiah
Hingga bulan April 2015, Garuda telah mampu menghemat biaya operasional di luar harga bahan bakar mencapai US$40 juta.
diperbarui 25 Agu 2015, 19:38 WIBIlustrasi (Istimewa)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
DPR Apresiasi Langkah Bersih-Bersih Mentan Amran di Sektor Pertanian
7 Potret Arjuna, Anak Titi Kamal yang Jadi Kiper dan Raih Kemenangan Besar
Relawan Prabowo-Gibran Pendukung RIDO Optimistis Pilkada Jakarta Dua Putaran
44 Keluarga yang Biasa Tidur di Kolong Tol Pindah ke Rusun Rawa Buaya, Gratis 6 Bulan
3 Cara Bijak Menasihati Orang agar Bertaubat, Jangan sampai Mempermalukan
VIDEO: Sinergi KAI Wisata dan LRT Jabodebek Ciptakan Peluang Bisnis
Warga Pertanyakan Pengelolaan Parkir Alun-Alun Wilayah Barat Kota Depok
Ganti Oli Mesin Gak Boleh Asal, Perhatikan Dulu Hal-Hal Ini
Pilbup Mimika 2024, Paslon Max-Peggi Sebut Suaranya Terus Menanjak
Saham ADRO Anjlok di Akhir November 2024, Ada Apa?
Polres Banjarbaru Imbau Warga Tak Terpancing Hoaks Usai Pemungutan Suara Pilkada 2024
Sinopsis dan Daftar Pemain Film 'Tak Ingin Usai di Sini', Diadaptasi dari Film Korea Selatan