Liputan6.com, New York - Bank Sentral China kembali memangkas suku bunga dan menurunkan jumlah cadangan yang harus disiapkan oleh industri perbankan untuk kedua kalinya dalam dua bulan terakhir. Pemangkasan ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menahan terjunnya pasar saham yang sempat membuat dunia terkejut.
Mengutip CNBC, Rabu (26/8/2015), keputusan dari Bank Sentral China tersebut dijalankan setelah bursa saham negeri Tirai Bambu tersebut anjlok cukup dalam dalam perdagangan dua hari terakhir. Penurunan bursa saham tersebut terjadi karena investor melihat bahwa otoritas China kurang mengambil tindakan menanggapi turunnya pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Bank Sentral China mengungkapkan bahwa pihaknya memotong suku bunga acuan untuk simpanan berjangka satu tahun sebesar 25 basis poin menjadi 4,6 persen. Selain itu, mereka juga mengurangi persyaratan rasio cadangan yang harus disiapkan oleh perbankan sebesar 50 basis poin ke level 18 persen. Pemotongan rasio pencadangan tersebut hanya berlaku untuk sebagian bank-bank besar saja.
Bursa saham China mengalami penurunan kurang lebih 8 persen pada perdagangan Selasa, 25 Agustus 2015. Pada perdagangan sehari sebelumnya, bursa tersebut juga mengalami penurunan di level yang hampir sama.
"Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral China ini dapat memberikan sedikit kenyamakan ke pasar. Selain itu juga akan memberikan dorongan yang nyata untuk sektor riil sehingga target pemerintah pertumbuhan ekonomi 7 persen bisa tercapai," jelas ekonom ANZ Bank, Hong Hong Liu Li-Gang.
Ia melanjutkan, penurunan rasio pencadangan tersebut cukup penting bagi perekonomian China. Pasalnya, dengan pemotongan tersebut akan berdampak mengalirnya dana kurang lebih 650 miliar yuan ke pasar.
China merupakan salah satu mesin ekonomi dunia. Perekonomian negara tersebut yang melambayt membuat para investor sedikit khawatir, menyusul kekhawatiran yang telah terjadi sebelumnya akibat krisis yang terjadi di Yunani.
Dalam informasinya, Bank Sentral China mengungkapkan bahwa saat ini ada tekanan kepada pertumbuhan ekonomi China. Selain itu ada juga volatilitas yang cukup besar di pasar keuangan global. Oleh sebab itu dibutuhkan kebijakan yang fleksibel yang bisa digunakan sebagai alat untuk meredamnya.
China Kembali Pangkas Suku Bunga dan Rasio Pencadangan Bank
Bank Sentral China memotong suku bunga acuan untuk simpanan berjangka satu tahun sebesar 25 basis poin.
diperbarui 26 Agu 2015, 03:42 WIBPetugas menghitung lembaran 100 yuan di cabang China Construction Bank di Hai'an, provinsi Jiangsu, 10 Agustus 2015. Langkah Bank Sentral China menurunkan nilai tukar yuan terhadap dolar AS langsung membuat pelaku pasar ketakutan. (REUTERS/China Daily)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Full Senyum saat Dukung Fadly, Intip Momen Fuji saat Hadir di Byon Combat 4
Ciri-Ciri Telat Haid yang Perlu Diwaspadai
Ciri-Ciri Temulawak: Panduan Lengkap Mengenal Tanaman Obat Asli Indonesia
Ciri-Ciri Teratai: Karakteristik Unik Tanaman Air yang Menakjubkan
Misan Samsuri Meninggal Dunia, DPRD DKI Jakarta Berduka
Jangan Salahkan Takdir, Ketahui 5 Penyebab Terhalangnya Jodoh dalam Islam
Kejar Target Tanpa Emisi 2060, Simak Gebrakan PLN Group di Sektor EBT
Ciri-Ciri Terkena Demam Berdarah: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Ciri-Ciri Tulang Keropos: Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Mensos Gus Ipul Bakal Turun Tangan Temui Agus Salim, Buntut Kisruh Donasi
Makronutrien Adalah Kunci Kesehatan! Ketahui Definisi, Fungsi, dan Contohnya
Ciri-Ciri Urine Penderita Diabetes yang Perlu Diwaspadai