Liputan6.com, Serpong - Lemahnya rupiah terhadap dollar AS membuat sejumlah sektor industri khawatir, termasuk otomotif. Bahkan bila tak kunjung membaik, kondisi ini bakal semakin menurunkan daya beli masyarakat.
"Dolar itu ada pengaruh. Karena ada beberapa merek yang masuh mengimpor (dengan pembayaran) dalam mata uang asing, seperti dollar AS dan euro," kata Jongkie Sugiarto Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) di sela-sela gelaran GIIAS 2015.
Melemahnya rupiah terhadap mata uang asing, kata Jongkie, membuat para brand yang menjual mobilnya dalam status CKD (completely knocked down) dan CBU (completely built unit) harus menyiasati kondisi.
Bahkan, menurut dia, isu dollar ini turut mengancam pabrikan yang telah memproduksi mobilnya di dalam negeri. Meskipun telah menerapkan kandungan lokal di atas 50 persen.
"Jangan lupa, pabrik komponen bahan bakunya juga masih impor dan dibeli pakai mata uang asing," imbuhnya.
Praktis, Jongkie menilai bila kondisi ini terus berlanjut, pabrik komponen akan menyesuaikan harga. Otomatis, harga mobil naik.
"Jangan berlangsung lama. Sehingga tidak berakibat pada kenaikan harga mobil daya beli kita ngedrop. (Jangan sampai) kita revisi target. Sudah dua kali nih," pungkasnya.
(gst/sts)
Siap-siap, Harga Mobil Bakal Naik
Bila tak kunjung membaik, kondisi ini bakal menurunkan daya beli masyarakat.
diperbarui 26 Agu 2015, 12:05 WIBFoto: Liputan6.com/Helmi Fithriansyah
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sederet Capaian PTPN Group di Sektor Kelapa Sawit
Libur Nataru, Kapolri Imbau Masyarakat Tak Paksakan Berkendara Saat Lelah
Imbas PPN 12%, Sejumlah Hotel Bakal Gulung Tikar
Jelang Nataru 2025 Dirjen Ketenagalistrikan Tinjau PLTU Kaltim Teluk
Nico Williams Masuk Radar Manchester United, Solusi Pengganti Marcus Rashford?
Indosiar Kumpulkan Para Artis yang Menjadi Pejabat Publik di Perayaan HUT ke-30
Fungsi Obat Domperidone: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Kandungan Nutrisi, Manfaat, dan Olahan Labu Siam Lezat yang Wajib Dicoba
KAI Logistik Perkuat Dukungan Kemandirian UMKM, Begini Caranya
PLN Proyeksi Konsumsi Listrik Turun 16% Saat Libur Nataru
PPN 12 Persen Jadi Senjata Pemerintah Perkuat Fondasi Ekonomi, Benarkah?
Petani Bakal Lebih Mudah Beli Pupuk Subsidi, Bagaimana Caranya?