Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mempertanyakan kebijakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang menitahkan 13 perusahaan BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membeli kembali (buyback) saham.
Faisal menjelaskan, dana yang digunakan untuk aksi buyback yang hanya Rp 10 triliun tersebut akan bisa menahan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ia menggambarkan langkah buyback tersebut sama saja menggarami lautan dan tidak memiliki dampak positif bagi perekonomian.
“Perintah Menteri BUMN kepada sejumlah BUMN untuk membeli balik saham-sahamnya patut dipertanyakan. Apakah tindakan itu merupakan inisiatif pribadi Rini Soemarno tanpa konsultasi dengan jajaran menteri ekonomi?” kata Faisal seperti dikutip Rabu (26/8/2015).
Alasan Faisal mengungkapkan hal tersebut, kejatuhan tidak hanya dialami oleh IHSG saja namun juga dialami oleh hampir seluruh pasar modal di dunia. Dow Jones Industrial Average turun 588,4 poin atau minus 3,57 persen. Indeks harga saham di Eropa juga turun rata-rata sekitar 4 sampai 5,3 persen.
Sementara, intervensi yang dilakukan Pemerintah China terbukti tak kuasa menahan laju kemerosotan indeks harga saham yang sempat minus 8,5 persen kemarin.
“China yang punya kemewahan dalam bentuk likuiditas yang melimpah saja tak mampu menjinakkan pasar saham, apalagi Indonesa yang modalnya paspasan,” tegasnya.
Dalam situasi seperti sekarang, mantan tim pemberantasan mafia migas tersebut mengatakan seharusnya tidak boleh pejabat publik melakukan inisiatif pribadi dalam menjalankan kebijakannya.
“Semua harus dibicarakan dengan menteri-menteri lainnya, juga dengan Bank Indonesia. Setelah itu satu suara sampaikan pesan ke publik,” kata Faisal.
Disarankannya, kalaupun perusahaan-perusahaan pelat merah memiliki uang berlebih, Faisal menilai akan lebih tepat jika seluruhnya didorong untuk mempercepat investasi. Jangan sampai uang tersebut dihabiskan untuk buyback saham.
“Karena kalau melakukan buyback, dana BUMN yang disimpan di bank akan ditarik. Bank akan mengalami kekeringan dana dan pasti muncul masalah baru,” tegasnya.
Untuk diketahui, pada pra pembukaan perdagangan saham Rabu (26/8/2015), IHSG melemah 27,68 poin (0,65 persen) ke level 4.200,82. Indeks saham LQ45 juga melemah 1 persen ke level 701,17. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah pada sesi awal perdagangan saham.
Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG terus melemah 52,81 poin (1,25 persen) ke level 4.179,68. Indeks saham LQ45 turun 1,64 persen ke level 696,98. (Gdn/Ndw)
Aksi Buyback Saham BUMN Hanya Menggarami Lautan
Intervensi yang dilakukan Pemerintah China terbukti tak kuasa menahan laju kemerosotan indeks harga saham.
diperbarui 26 Agu 2015, 12:50 WIBPapan harga saham terpampang di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (30/7/2015). Setelah terus melemah, IHSG akhirnya menguat 29,82 poin atau 0,61 persen) ke level 4.750,31. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Putin Mengaku Belum Bertemu Bashar al-Assad
Bersaing dengan Honda, Pembuat iPhone Tertarik Caplok Nissan
Harga Kripto Hari Ini 20 Desember 2024: Bitcoin Cs Terperosok ke Zona Merah, Tether Perkasa
Cara Membuat Pisang Nugget: Panduan Lengkap dan Variasi Resep
Cara Mudah Menurunkan Tekanan Darah, 5 Kebiasaan Pagi Ini Harus Anda Terapkan
Drawing Semifinal Carabao Cup: Tottenham Tantang Liverpool, Arsenal Jumpa Newcastle
Berkenalan dengan Teknologi Terkini yang Bantu Transformasi Diri dan Wujudkan Resolusi Tahun Baru
Buntut Banjir Bandang Sukabumi, Hotel di Ciletuh Terpaksa Tutup Saat Libur Nataru
Mengintip Daya Tarik Sambal Pemersatu Bangsa, Kuliner Pencinta Pedas di Kemang
Harga Minyak Merosot Tersengat Prospek Ekonomi yang Lesu
Rosmah Mansor Istri Eks PM Malaysia Divonis Bebas Kasus Pencucian Uang dan Penggelapan Pajak, Ini Alasannya
Perayaan 3 Dekade HUT Indosiar Jadi Panggung Terakhir Lesti Kejora Sebelum Hiatus Melahirkan