Liputan6.com, Jakarta Penelitian global di bidang kesehatan mempekirakan hampir 47 juta orang di dunia hidup dengan demensia (kepikunan) alias hilang ingatan. Jumlah penderita ini naik dari angka yang tadi 35 juta pada 2009. Para ilmuwan ini memberi peringatan, tanpa terobosan medis, kemungkinan jumlah ini akan berlipat ganda setiap 20 tahun.
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) sendiri memperkirakan ada 7,7 juta kasus baru demensia setiap tahun. Dan peneliti dari Alzheimer Disease International mengatakan, sekitar 58 persen dari semua orang dengan demensia hidup di negara-negara berkembang.
Advertisement
"Demensia atau pikun sering disalahmengerti. Sebagai penyakit, dia tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan penyakit yang juga mencakup berbagai penyakit saraf lain yang hingga saat ini belum dapat disembuhkan, antara lain alzheimer dan parkinson. Tak heran banyak gejala penyakit, seperti menurunnya daya ingat serta kemampuan berpikir kerap dianggap sebagai sesuatu yang wajar dalam masa penuaan," ujar Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia DY Suharya beberapa waktu lalu.
Yahoo Health melaporkan, pada 2050, diperkirakan penyakit ini semakin berkembang di Asia. Masalahnya, penyakit ini cukup membuat beban ekonomi hingga 1 triliun US Dollar untuk perawatan termasuk mengatasi stres caregiver (pengasuh). Untuk diketahui, orang dengan demensia memiliki setidaknya satu dari dua masalah fungsi otak seperti gangguan memori, bahasa atau saat melakukan kegiatan sehari-hari.