Mr.P Bionik Milik Pria Ini Tak Bisa Hamili Istrinya

Mohammed Abad (43) dari Edinburg menjadi berita utama ketika menjalani operasi untuk mendapatkan penis bionik.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Agu 2015, 18:30 WIB
Ilustrasi Penis (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Mohammed Abad (43) dari Edinburg menjadi berita utama ketika menjalani operasi untuk mendapatkan penis bionik. Namun, kenyataannya penis (Mr P) yang didapatinya merupakan implan penis yang umum digunakan untuk mengobati pria dengan disfungsi ereksi.

Abad mengalami kecelakaan mobil ketika berusia 6 tahun yang menyebabkannya kehilangan penisnya dan satu testis Selama tiga tahun terakhir, Abad menjalani banyak operasi untuk 'mengganti' penisnya, yang bisa membuatnya menjadi tegak dengan menekan sebuah tombol.

Perangkat ini terdiri dari dua tabung yang terhubung ke "reservoir" cairan, serta pompa. Ketika seorang pria dengan perangkat tersebut menekan tombol, pompa mendorong cairan (dalam hal ini, air) dari reservoir ke dalam tabung, menggembungkan mereka dan membuatnya terlihat ereksi. Pada Abad, tabung tertutup dengan cangkok kulit yang diambil dari lengan.

Selama ini media menjuluki Mr P Abad dengan bionik. Tapi, Dr. Elizabeth Kavaler, seorang urolog di Lenox Hill Hospital di New York City, mengatakan sebakiknya.

"Ini bukan 'penis bionik'. Itu adalah implan penis. Kami melakukan ini sepanjang waktu.."katanya seperti dikutip Livescience.


1,7 Juta Pria

1,7 Juta Pria

Pada studi 2015, lebih dari 1,7 juta pria dengan disfungsi ereksi antara 2001 dan 2010, sekitar 53.000 dari mereka telah menjalani operasi untuk implan penis.

Penis implan digunakan untuk pria dengan disfungsi ereksi, pria penderita kanker prostat, dan laki-laki yang mengalami trauma pelvis dan penis mereka. Implan dapat mengembalikan fungsi penis untuk tegak beberapa derajat sehingga memungkinkan penetrasi saat berhubungan intim. Namun, proses sepenuhnya berlangsung secara mekanik.

"Dan tidak merespons rangsangan seksual, katanya.

"Implan tidak membantu pria mencapai orgasme atau ejakulasi, dan tidak dapat mengubah kemampuan pria untuk merasakan sensasi seksual jika ini telah hilang," kata Kavaler.

Abad pernah mengatakan tujuan utama memperbaiki penis adalah untuk memiliki anak-anak. Namun, Kavaler menjelaskan, karena perangkat tidak membantu ejakulasi, maka tidak dapat membantu pria yang tidak mampu ejakulasi untuk membuat wanita hamil.

Bahkan pria yang bisa ejakulasi mungkin tidak memiliki cukup sperma yang layak hingga menyebabkan kehamilan selama hubungan seksual.

"Tetapi jika seorang pria memiliki sperma dalam jumlah yang memadai, ia mungkin dapat memiliki anak melalui fertilisasi in vitro (proses bayi tabung)," kata Kavaler. (Melly F)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya