Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan aktivasi dan penguatan ekosistem Warisan Tambang Batu Bara Ombilin-Sawahlunto (WTBOS) beserta jalur kereta apinya di Sumatera Barat tahun 2023 telah usai dengan digelarnya rangkaian acara penutupan pada Kamis (14/12/2023) di Kota Solok.
Setelah perjalanan panjang yang dimulai pada Oktober 2023, kegiatan yang bernama Galanggang Arang ini merupakan inisiatif kolaboratif antara Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan (Dit PPK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatera bersama komunitas seni budaya, tokoh adat ninik-mamak dan masyarakat.
Advertisement
Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, kegiatan Galanggang Arang menjadi muara dari berbagai rangkaian kegiatan yang telah disusun dan dilaksanakan.
"WTBOS dapat menjadi salah satu sumber inspirasi bagi partisipasi masyarakat, pemerintah pusat dan daerah, dan komunitas untuk ikut terlibat dalam menjaga warisan dunia ini," ujar Hilmar melalui keterangan tertulis, Kamis (14/12/2023).
Dia menjelaskan, sembari menjaga warisan dunia WTBOS ini seluruh masyarakat Indonesia dapat memanfaatkannya untuk kepentingan masa kini, baik secara ekonomi budaya, pendidikan, sosial budaya, dan peningkatan kualitas hidup kita.
"Meskipun eksplorasi batu bara di Sawahlunto tahun 2023 telah berhenti, namun WTBOS dapat mengaktivasi dan memberikan manfaat kembali dengan cara yang kreatif secara berkelanjutan," ucap Hilmar.
"Menggali batu bara ada habisnya, menggali kebudayaan akan memperkaya," jelas dia.
Kegiatan Ambil Peran Penting
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menegaskan bahwa kegiatan Galanggang Arang mengambil peran penting, tidak hanya dalam rumusan dan tawaran bentuk pengelolaan, namun juga contoh praktik baik dalam aksi nyata.
"Partisipasi masyarakat, ninik mamak, alim ulama, bundo kanduang, turut memperlancar kegiatan, terutama di lokasi-lokasi pelaksanaan kegiatan di delapan kabupaten/kota, yakni Padang, Padang Panjang, Sijunjung, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Sawahlunto, dan Kota Solok," ucap dia.
"Demikian juga dengan anak nagari, komunitas seni dan budaya, narasumber, telah menjadi bagian penting dalam pelaksanaan Galanggang Arang," sambung Mahyeldi.
Dia pun juga meminta agar komitmen-komitmen, rumusan, dan program yang dihasilkan dalam kegiatan Galanggang Arang tersebut segera dapat diwujudkan dalam bentuk yang konkret, terutama badan pengelola yang dapat memaksimalkan pengelolaan WTBOS.
"Galanggang Arang juga menjadi sebuah ruang silaturahmi, yang mempertemukan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk hadir bersama, membicarakan WTBOS dan rencana-rencana pengelolaannya pada masa yang akan datang," tandas Mahyeldi.
Advertisement
Rangkaian Kegiatan Galanggang Arang
Setelah lebih dari empat tahun ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, situs tambang Ombilin Sawahlunto mulai mendapatkan perhatian yang intensif dari publik. Kegiatan aktivasi dan penguatan ekosistem WTBOS ternyata dapat mengungkap berbagai potensi kekayaan yang tersimpan.
Kekayaan itu memiliki rupa yang beragam seperti nilai sejarah, budaya, praktik kehidupan, cagar budaya, ekspresi seni, fungsi ruang, tata sosial, hingga ekonomi budaya.
Merentang dari Oktober hingga Desember 2023, Galanggang Arang telah merayakan keberagaman, kekayaan budaya, dan semangat komunitas yang terjalin erat dengan warisan dunia ini. Adapun rangkuman rangkaian kegiatan Galanggang Arang sebagai berikut:
Pembukaan di Fabriek Bloc, Padang (19 Oktober 2023):
Pertunjukan seni memeluk sejarah, sementara instalasi WTBOS dan pameran seni rupamemancarkan kekayaan kreativitas. Makan Bajamba dan napak tilas Silo Gunuang menghantarkan kita pada petualangan yang baru.
Padang Panjang (7-8 November 2023):
Stasiun Kereta Api Padang Panjang menjadi panggung dialog, lokakarya, dan jelajah stasiun. Kaba Baro menghidupkan tradisi, sementara bazar dan pertunjukan mempererat ikatan antar komunitas.
Sijunjung (13 November 2023):
Di Makam De Greeve, seni, dialog anak nagari, dan napak tilas, menjadi jendela bagi masyarakat untuk menggali dan merayakan akar budaya mereka.
Kegiatan Selanjutnya
Pitalah Bungo Tanjuang (17-18 November 2023):
Peragaan busana songket, pertunjukan seni, dan makan Bajamba merajut kisah keindahan dan keberlanjutan WTBOS. Pameran menjadi pintu gerbang bagi komunitas untuk memamerkan identitas mereka.
Batu Tabal (21-23 November 2023):
Stasiun Kereta Api Batu Tabal menjadi panggung tradisi dan pemutaran film. Pameran WTBOS menyajikan narasi visual yang menawan.
Kacang (25-26 November 2023):
Dialog, pameran, pertunjukan, dan Goro Baro di stasiun Kacang menjadi wahana bagi komunitas untuk berkolaborasi dan merayakan keberagaman mereka.
Kayu Tanam (28-29 November 2023):
Stasiun Kereta Api Kayu Tanam disulap menjadi tempat kreatif dengan mural, dialog, dan pertunjukan seni. Lomba dan pameran WTBOS memupuk semangat kompetisi dan apresiasi.
Sawahlunto (1-3 Desember 2023):
Goedang Ransoem dan Rumah Amran Nur menjadi saksi dialog, pertunjukan, dan parade multikultur. Gala dinner menjadi momen berharga untuk mengenang dan merayakan perjalanan.
Kota Solok (13-14 Desember 2023):
Penutupan di stasiun kereta Kota Solok merangkum segala aspek Galanggang Arang. Dialog, lokakarya, karya musik (Kaba Buni), pameran (Kaba Rupa), dan perlombaan menjadi puncak dari perjalanan ini. Goro Baro dan bazar UMKM menyatukan seluruh komunitas dalam keberagaman.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti menyatakan bahwa rangkaian kegiatan tersebut menjadi jejaring untuk mendistribusikan informasi, pengetahuan, ekspresi seni, objek pemajuan kebudayaan, cagar budaya, yang terkait dengan WTBOS.
"Nilai universal luar biasa dari WTBOS merupakan sumbangan penting bagi peradaban, baik di tingkat lokal, nasional, maupun dunia," tutupnya.
Advertisement