Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah dari awal perdagangan saham, akan tetapi IHSG mampu berakhir di zona hijau pada perdagangan saham Rabu pekan ini meski terbatas.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (26/8/2015), IHSG naik tipis 9,2 poin (0,22 persen) ke level 4.237,73. Indeks saham LQ45 menguat 0,36 persen ke level 710,80. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham JII turun 0,32 persen, indeks saham DBX melemah 0,61 persen, dan indeks saham Pefindo25 susut 0,46 persen.
Advertisement
Ada sebanyak 167 saham sehingga menyeret IHSG naik terbatas. Sedangkan 122 saham menghijau sehingga mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Sedangkan 72 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham cukup ramai dengan total frekuensi perdagangan saham sekitar 304.121 kali dengan volume perdagangan 5,81 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,92 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah. Sektor saham barang konsumsi turun 1,12 persen, dan memimpin penurunan indeks saham, disusul sektor saham perkebunan melemah 1,04 persen, dan sektor saham konstruksi susut 0,69 persen. Sedangkan sektor saham industri dasar menguat 3,69 persen, dan memimpin penguatan sektor saham.
Meski IHSG menghijau, berdasarkan data RTI, investor asing masih mencatatkan aksi jual. Tercatat aksi jual investor asing mencapai Rp 500 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 500 miliar.
Saham-saham yang mencatatkan keuntungan dan sebagai penggerak indeks saham terutama dari saham-saham berkapitalisasi besar. Saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik 12,66 persen ke level Rp 8.675 per saham, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menguat 5,36 persen ke level Rp 17.700 per saham, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat 3,56 persen ke level Rp 4.505 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham PGAS turun 1,58 persen ke level Rp 2.800 per saham, saham UNVR melemah 2,29 persen ke level Rp 36.250 per saham, dan saham UNTR melemah 4,49 persen ke level Rp 16.500 per saham.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pun makin tertekan. Rupiah berada di kisaran 14.132 per dolar AS.
Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan, bursa saham global positif di tengah pemangkasan suku bunga China. Akan tetapi, nilai tukar rupiah cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat kenaikan dolar AS terhadap euro dan yen. Hal itu ditambah data ekonomi AS membaik sehingga membuka spekulasi kenaikan suku bunga AS.
"Akan tetapi nilai tukar rupiah melemah membuat sentimen negatif. IHSG pun berpeluang positif meski tipis. IHSG masih naik didukung bursa saham regional," kata Hans, saat dihubungi Liputan6.com.
Indeks saham Jepang Nikkei naik 3,2 persen ke level 18.376,83. Akan tetapi, indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,52 persen ke level 21.080 dan indeks saham Singapura tergelincir 0,46 persen ke level 2.873. (Ahm/Gdn)