Liputan6.com, Jakarta - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri kembali menangkap seorang pelaku terduga teroris si Solo, Jawa Tengah pada Selasa 25 Agusutus 2015 malam. Pria berinisial S ini diduga merupakan jaringan teroris yang ditangkap pada 12 Agustus 2015 lalu di Semanggi, Solo, Jawa Tengah.
"Semalam dilakukan penangkapan. Yang bersangkutan diduga jaringan Solo yang beberapa waktu lalu kita tangkap," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat dihubungi di Jakarta, Rabu (26/8/2015)
Advertisement
Dijelaskan Badrodin, S berperan sebagai perakit bom. Bersama 3 rekannya yang lebih dulu diamankan, yakni Ibadurrahman alias Ali Robani alias Ibad, Yus Karman, dan Giyanto alias Gento, dia berencana meledakan bom di sejumlah lokasi di Solo.
"Yang bersangkutan informasinya yang berperan membuat bom," ucap Kapolri.
Sementara, Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Kombes Pol Suharsono mengungkapkan, selama ini S diduga menyamar sebagai penjual pulsa di kawasan Solo.
"Profesi yang kami dapat memang seperti itu, tapi di balik itu ada kegiatan lain. Itu berdasarkan pengembangan atas tindakan sebelumnya," ungkap Suharsono.
Pada Selasa 12 Agustus 2015 kemarin sekitar pukul 12.30 WIB, polisi menangkap 3 terduga teroris di wilayah Semanggi, Solo, Jawa Tengah. Mereka adalah Ibadurrahman alias Ali Robani alias Ibad, Yus Karman, dan Giyanto alias Gento.
Ketiganya diduga perakit bom dan terlibat jaringan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Dari penangkapan itu, polisi mengamankan barang bukti 25 liter asam nitrat, 21 buah switching lengkap dengan bahan peledak low exsplosive, beberapa bendera dan baju ISIS.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, mereka merencanakan meledakkan bom di beberapa tempat. Yakni kuil Budha Kepunton Solo terkait isu Rohingya, Mapolsek Pasar Kliwon, dan kantor polisi lain di wilayah Surakarta, serta gereja di wilayah yang sama. (Ado/Rmn)