Liputan6.com, Jakarta - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dibentuk oleh dua faktor utama. Pertama adalah berdasarkan pergerakan harga minyak dunia. Kedua berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Dengan pergerakan harga minyak dunia yang anjlok hingga di bawah level US$ 40 per barel dan pelemahan nilai tukar rupiah yang telah menyentuh 14.000 per dolar AS, berapa sebenarnya harga BBM Premium?
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang menjelaskan, perbandingan antara harga minyak dan kurs dalam pembentukan harga BBM adalah 10 persen. "Jadi dolar naik berapa? Lalu crude turun berapa? Itu 1 banding 10 persen," kata Bambang, seperti yang dikutip, di Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Jika dilihat dari data yang ada dari patokan pembentukan harga BBM sebelumnya dibanding saat ini, dolar AS penguatan 20 persen. Sedangkan pelemahan harga minyak mencapai 22 persen. Namun perlu menjadi catatan, meskipun harga minyak telah menyentuh level US$ 40 per barel namun rata-rata harga minyak dalam sebulan terakhir di kisaran US$ 47 per barel.
"Sekarang rupiah 14.000 per dolar AS, naik hampir naik 20 persen. Sedangkan saat harga premium Rp 7.400 per liter, crude memakai patokan harga US$ 55 per barel dan sekarang US$ 40 per barel jadi turunnya sekitar 22 persen," ungkap Bambang. Artinya, menurut Bambang, penurunan harga minyak dunia saat ini tidak berpengaruh kepada harga Premium karena terjadi pelemahan nilai tukar rupiah juga.
Selain itu, Bambang mengingatkan, saat harga Premium dipatok pemerintah Rp 7.400 per liter, harga sebenarnya adalah di level Rp 7.900 per liter. Oleh karena itu, Bambang menggunakan perhitungan dasar Rp 7.900 per liter. Atas perhitungannya dengan rata-rata harga minyak dan kurs yang ada maka harga Premium tetap di level Rp 7.900 per liter.
"Pemerintah tetapkan harga BBM jenis Premium Rp 7.400 per liter dari seharusnya Rp 7.900 per liter. jadi kurang lebih masih di Rp 7.900 per liter, sama seperti kemarin kecuali bulan depan turun," pungkasnya.
Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan Rabu (26/8/2015) kemarin, harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman Oktober turun 71 sen atau 1,8 persen sehingga menetap di level US$ 38,6 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan Minyak Brent yang merupakan patokan global turun 7 sen atau 0,2 persen ke level US$ 43,14 per barel di ICE Futures Europe.
Sedangkan niali tukar rupiah pada Kamis (27/8/2015) ini berada di level 14.128, turun 87 basis poin atau 0,62 persen jika dibandingkan dengan penutupan kemarin. (Pew/Gdn)
Harga Minyak Anjlok tapi Dolar AS Menguat, Berapa Harga Premium?
Saat harga Premium dipatok pemerintah Rp 7.400 per liter, harga sebenarnya adalah di level Rp 7.900 per liter.
diperbarui 27 Agu 2015, 10:44 WIBPetugas SPBU sedang mengisi bahan bakar ke salah satu kendaraan roda empat Seiring dengan terus melorotnya harga minyak dunia, Jakarta, Kamis (1/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kalah Tipis di Quick Count, Tim Ridwan Kamil-Suswono Kerahkan Kader Terbaik Kawal Rekapitulasi di Kecamatan
Resep Rawon Daging Sapi Khas Jawa Timur yang Gurih dan Nikmat
Hasil Quick Count Terbaru Pilkada 2024 DKI Jakarta dari 3 Lembaga Survei Terpercaya, Data Sudah 100%
Merawat Diri dan Lingkungan lewat Circle of Beauty 3.0 ala Indonesia Asri
350 Quote Christmas Penuh Makna untuk Menyambut Natal
Australia Resmi Larang Penggunaan Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun
Bursa Saham Asia Loyo Jelang Akhir Pekan, Investor Cermati Inflasi Tokyo
Memahami Apa yang Dimaksud Barang Setengah Jadi: Definisi, Proses, dan Perannya dalam Industri
Perlu Perhatian Khusus, 7 Cara Merawat Batik Agar Tetap Awet dan Warna Tak Cepat Pudar
Oppo Reno 13 Series Meluncur, Pakai Chipset Dimensity 8350 dan Kamera 50MP
Buruh Tak Masalah PPN 12%, Asalkan Upah Naik 20%
Sholat yang Tenang Percepat Doa Dikabulkan, Caranya Begini Kata UAH