Ini Cara RI Agar Jadi Pemain Utama Perikanan Budidaya Dunia

Budidaya polikultur terbukti mampu meningkatkan produktivitas lahan dan mengurangi resiko serangan penyakit.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Agu 2015, 11:00 WIB
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto mengatakan, pemanfaatan budidaya air laut dan air payau di Indonesia masih minim. Padahal potensi yang bisa tergarap sebenarnya masih besar.

Oleh karena itu, Slamet menuturkan, pemanfaatan budidaya air laut dan payau perlu dimaksimalkan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Pemanfaatan potensi lahan budidaya air laut pada tahun 2013, baru mencapai 2,7 persen dari 12,1 juta hektare. Begitu pula dengan pemanfaatan potensi lahan budidaya air payau yang mencapai 21,9 persen dari 2,9 juta hektare," kata dia dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Untuk meningkatkannya, perlu adanya diversifikasi komoditas seperti kakap putih, bawal bintang, rumput laut dan juga kerang. Hal tersebut juga disertai dengan pengembangan teknologi yang efisiensi dan keberlanjutan.

Untuk pengembangan teknologi salah satu contohnya adalah pengembangan teknologi budidaya polikultur nila dan udang vaname yang dikembangkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Propinsi Jawa Tengah.

"Budidaya polikultur terbukti mampu meningkatkan produktivitas lahan dan mengurangi resiko serangan penyakit pada udang vaname. Tambak DKP Jawa Tengah yang berlokasi di lingkungan pabrik dan masih produktif, juga membuktikan bahwa dengan penerapan teknologi, keberlanjutan usaha budidaya akan tercapai, demikian juga dengan keberlanjutan dari segi lingkungan," jelas dia.

Disamping itu, untuk menjadi produsen perikanan budidaya terbesar di dunia, Slamet mengatakan perlu adanya jiwa kemandirian. Adapun kemandirian yang dimaksud ialah kemandirian sarana produksi seperti pakan, induk dan benih dan juga peralatan. Lalu kemandirian usaha budidaya, kemandirian kelompok pembudidaya, serta kemandirian kawasan.

"Dengan kemandirian tersebut, kita akan dapat meningkatkan daya saing poduk perikanan budidaya, dan selanjutnya kita akan mampu menjadi pemain yang kuat baik di pasar regional maupun pasar global”, tutup dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya