Ahok: Kalau Mau Dibangunin Rumah Dudukin Monas Saja

Setelah rencana relokasi warga Bukit Duri, Jakarta Selatan mencuat, berbagai kontroversi muncul.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 27 Agu 2015, 15:40 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah rencana relokasi warga Bukit Duri, Jakarta Selatan mencuat, berbagai kontroversi muncul. Permintaan dan tuntutan warga mulai dilontarkan, salah satunya meminta dibuatkan kampung deret di sekitar Bukit Duri sebagai kompensasi penertiban.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai permintaan itu sulit dipenuhi. Mengingat lahan yang dibutuhkan sangat besar bila harus membangun kampung deret.

"Kalau maunya 2 lantai pindah ke Bogor atau Belitung. Anda nuntut maunya di Jakarta, Jakarta juga maunya dekat-dekat tempat yang lama, waduh, dudukin Monas saja," tegas Ahok di Balaikota, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Pembangunan kampung deret jelas tidak semudah membangun rumah susun. Setiap rumah membutuhkan lahan lebih banyak dibanding rusun. Belum lagi satu rumah 2 lantai hanya bisa ditempati satu keluarga.

"Kalau 2-3 lantai ga cukup, harus 16-18 lantai, bisa yang tengah buat futsal. Ini logika. Enggak mau jauh-jauh apartemennya? Saya sudah kasih bus lebih baik. Anak-anak kita kasih KJP, saya janji kasih modal usaha," lanjut Ahok.

Menurut Ahok, Kampung Pulo dan Bukit Duri sesungguhnya sama. Mereka dipisahkan Sungai Ciliwung yang membelah kedua wilayah itu. Karena itu, dia akan membuat rumah susun sekelas apartemen seperti Jatinegara Barat di Kampung Pulo untuk ditempati warga terdampak normalisasi di Bukit Duri.

"Bukit Duri mau enggak nih pindah ke tengah Kampung Pulo? Bukit Duri sudah saya ambil lagi, bangun lagi nih. Itu yang saya tawarkan. Jadi kan masih dekat situ ya harus ngalah dong kasih saya tanah. Kalau ini kan enggak. Kenapa? Otaknya semua duit. Maunya mentahnya. Kalau mau mentahnya ya balik lagi ke sungai, bikin (rumah)," tutup Ahok. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya