SBY: Indonesia Belum Masuk Kategori Krisis Ekonomi

Menurut SBY, Indonesia punya pengalaman mengatasi gejolak seperti ini pada 2008‎ lalu.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 28 Agu 2015, 00:41 WIB
Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan kata sambutan di kediaman pribadinya Puri Cikeas, Bogor, Kamis (27/8/2015). Di Puri Cikeas, SBY mengundang para pemimpin media dalam acara silaturahmi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Bogor - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengatakan Indonesia belum masuk kategori krisis, dalam menghadapi gejolak ekonomi yang terjadi. Kondisi sekarang masih jauh dibandingkan dengan krisis 1998.

"Saya katakan negara kita belum masuk periode krisis. Pelemahan dan pelambatan masih bisa diatasi, resources kita masih ada, jalan masih ada. Tidak perlu panik, tenang, itu bagus," ucap SBY di kediamannya, kawasan Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/8/2015) malam.

Menurut Ketua Umum DPP Partai Demokrat tersebut, Indonesia punya pengalaman mengatasi gejolak seperti ini. Hal ini pernah dilalui pada 2008‎ lalu.

SBY menjelaskan, saat itu dirinya masih menjadi presiden dan telah menentukan langkah untuk mengatasi gejolak ekonomi. Pada 15 Oktober 2008, SBY memberikan arahan kepada jajaran menteri, gubernur, swasta, ekonom, dan media bahwa kondisi masih aman.

"Pada 15 Oktober 2008, sebulan sebelum pertemuan puncak G-20 di Washington DC (Amerika Serikat), saya masih jadi presiden sudah berikan direktif. Saya keluarkan direktif atau ajakan, instruksi pada jajaran pemerintah. Ada 10, saya katakan dulu 2008 tidak sama dengan 1998 dari segi fundamental, segi kesiapan, situasi politik, dan sebagainya," terang dia.

Dengan tindakan antisipasi yang tepat, lanjut SBY, Indonesia terkena dampak ekonomi global saat itu tapi tidak terlalu parah. "Kita tidak imun tapi tidak terpukul. Di G-20 kita sedikit kena pukulan, yang lain negatif. Kita 1 tahun 4,5%, tapi sampai 2014‎ ekonomi kita tumbuh nomor 2 setelah Tiongkok," tutur SBY.

"Itu lesson to be learn dari cara kita kelola krisis dulu. Sekarang ini tidak sama persis, tapi mari kita potret dengan jujur, terbuka, bahwa memang ada pelambatan pertumbuhan. Kuartal terakhir di bawah 5%," tandas SBY. (Ans/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya