Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi IV Sjahrani Mataja mengatakan, orang-orang di belakang Kementerian Pertanian (Kementan) seperti pejabat eselon I dan II yang sudah mempunyai pengalaman masalah kekeringan, kelangkaan daging, dan hortikultura, harusnya bisa mendukung kebijakan menteri dengan jelas.
"Pendukung di belakang Pak Menteri ini harus kuat dulu, disamping nanti dibantu dari teman-teman perguruan tinggi yang berkaitan dengan pertanian," ujar dia di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Sjahrani menyarankan, Kementan perlu melakukan analisa terhadap daerah-daerah rawan agar bisa dijadikan sebagai daerah produktif. "Melihat musim kemarau yang masih berlangsung 3-5 bulan, di rawa itu masih ada endapan air yang mungkin bisa ditanam padi."
"Diharapakan teknologinya nanti Kementerian Pertanian melakukan analisa ini. Ini menjadi catatan kami, karena ini menjadi siklus tahunan. Nanti datanya bisa kita minta pada gubernur atau bupati berapa luasan wilayah rawan di daerah tersebut," sambung dia.
Sjahrani berharap, Kementan segera melakukan analisa-analisa terhadap daerah-daerah produktif. Saat ini sulit memikirkan bagaimana mencarikan sumber air untuk daerah yang mengalami kekeringan, karena semua itu terjadi secara alami.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebelumnya mengatakan, mulai Desember 2013 sampai sekarang pemerintah telah membangun irigasi tersier 1,3 juta hektare.
Pembangunan ini telah memberikan hasil yang baik dengan berkurangnya jumlah daerah yang gagal panen akibat kekeringan, dari 35 ribu hektare menjadi 17 ribu hektare. (Rmn/Vra)
Energi & Tambang