Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut aparat kepolisian menjadi sasaran kelompok radikal di wilayah RI. Kelompok radikal ini ingin polisi menjadi pelaku aksi terorisme. Oleh karena itu, butuh pendekatan baru untuk menangkal aksi terorisme di Tanah Air.
"Sekarang polisi juga menjadi incaran teroris. Ini harus diwaspadai oleh semua pihak. Kepolisian sebenarnya punya program deteksi dini menangkal aksi terorisme," kata Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal Polisi Hamidin dalam dialog menangkal terorisme di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Kamis 27 Agustus 2015.
Menurut dia, gerakan dan jaringan terorisme terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Misalnya, penggunaan teknologi canggih atau senjata kimia yang didapat dengan mengakses informasi dari internet.
Deteksi dini gerakan terorisme pun harus melibatkan semua pihak jika menilik hal tersebut. Terlebih, jenis serangan terorisme juga terus berubah dari waktu ke waktu.
"Semua harus terlibat, mulai dari kepolisian, pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Harus ada kerja sama dan sinergi dengan seluruh elemen TNI. Kalau ada serangan di laut bisa dibantu TNI AL, pembajakan pesawat ada TNI AU dan di darat ada TNI AD," urai Hamidin.
Dia mengatakan pendekatan penanganan aksi terorisme juga harus berubah. Pendekatan militeristik ala Orde Lama dan Orde Baru sudah tidak bisa menjadi pola pendekatan utama. Pendekatan hukum dan upaya deradikalisasi ideologi radikal lebih efektif dan mutlak dibutuhkan saat ini.
"Pendekatan dengan gaya kekerasan selalu menimbulkan kelompok baru terorisme. Karena itu harus ada pendekatan hukum dan upaya deradikalisasi," papar Hamidin.
Anggota Komisi Hukum DPR RI Achmad Basara yang hadir dalam dialog itu menambahkan, kelompok intelektual harus dilibatkan bersama-sama dalam upaya menangkal aksi terorisme.
"Ada sejumlah polisi yang disersi, ternyata terlibat terorisme. Polisi yang ditempa dengan ideologi dan mental yang kuat saja bisa ditembus, apalagi mahasiswa. Kita harus libatkan semua pihak untuk menangkal gerakan terorisme ini," kata Basara. (Bob/Rmn)
BNPT: Pelaku Terorisme Targetkan Rekrut Polisi
Oleh karena itu, butuh pendekatan baru untuk menangkal aksi terorisme di Indonesia.
diperbarui 28 Agu 2015, 07:07 WIBDensus 88 Antiteror Polri menggeledah sebuah konter pulsa di daerah Sawahan, Keluarahan Sangkrah, Solo, Kamis (13/8/2015). (Liputan6.com/Reza Kuncoro)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
7 Potret Aktor Aji Yusman 'Inikah Rasanya' Kini Jadi Penjual Mainan, Berjuang Kerja Serabutan
Cara Membuka HP yang Terkunci: Panduan Lengkap untuk Berbagai Situasi
Arti Mimpi Gigi Bawah Copot Banyak: Tafsir dan Maknanya
Al Ghazali Sampai Takjub, Ini Gaya Hijab Alyssa Daguise Saat Umrah Perdana
Cara Hitung THR yang Tepat untuk Berbagai Jenis Karyawan
Shin Tae-yong Memilih untuk Berkomentar Positif kepada PSSI dan Erick Thohir
Cerita PNM Mekaar Selamatkan Warga Desa Keluar dari Kemiskinan Ekstrem
Kalau Besok Kiamat, Apa yang Harus Dipersiapkan? Muhasabah
Marselino Ferdinan Tak Sabar Dilatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia: Ingin Contek Taktik dan Gaya Bermain
Lolly Putri Nikita Mirzani Berada di Tempat Ekslusif, Hanya 3 Orang Ini yang Punya Akses Bertemu
Benarkah Jengkol Bisa Meningkatkan Asam Urat? Begini Penjelasannya
Apa Itu Social Anxiety Disorder? Ini Jenis, Penyebab dan Cara Mengatasinya