Liputan6.com, California - The National Aeronautics and Space Administration (NASA) dikabarkan tengah mengembangkan roket terbarunya dengan mencetak material objek tiga dimensi (3D).
Kali ini, Badan Antariksa Amerika Serikat itu memanfaatkan printer 3D untuk membuat komponen turbopump yang bisa mampu menjadi salah satu peralatan utuh roket yang akan dijalankan.
Berdasarkan informasi yang dilansir Tech Crunch, Sabtu (29/8/2015), NASA mengungkap bahwa material yang dicetak printer 3D justru lebih murah. Dijelaskan, komponen turbopump hasil `cetakan` printer 3D ini dirancang dapat meningkatkan kekuatan mesin roket.
Dengan printer 3D. tentunya NASA akan memerlukan komponen material yang lebih sedikit, sehingga memangkas biaya lebih hemat dibandingkan metode pencetakan turbopump secara tradisional.
"Roket yang ditenagai turbopump ini merupakan salah satu roket dengan komponen mesin 3D paling `kompleks` yang pernah dibuat. Bahkan, dalam proses awal pengembangannya, kami harus membuat 15 jenis cara uji coba yang berbeda untuk melakukan simulasi adaptasi roket tersebut ketika diterbangkan," ujar Deputy Manager Marshall's Propulsion System Department, Mary Beth Kolebl.
Ketika diuji, turbin roket tersebut mengeluarkan tenaga sebesar 2000 horsepower (atau setara dengan 745.699.872 watts), yang dimana dua kali lebih kuat dari kecepatan horsepower mesin NASCAR.
Selain itu, turbopump juga bisa membantu roket bertahan di luar angkasa dengan mesin berbahan bakar lebih dari 6.000 derajat Fahrenheit. NASA pun mencetak bagian injectors dan bagian mesin lainnya untuk membuat roket ini bisa berfungsi dengan baik dan lebih efisien.
Berikut video cara kerja roket 3D turbopump yang diunggah langsung dari channel NASA's Marshall Center:
(jek/dew)
Advertisement