Pelemahan Rupiah Momentum Buat Tunjukkan Kedaulatan Ekonomi RI

Apa yang terjadi dalam perekonomian kita saat ini harus menjadi momentum untuk berdikari.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 28 Agu 2015, 16:00 WIB
Petugas menunjukan uang pecahan US$100 di penukaran uang Jakarta, Senin (24/8/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Posisi dolar terus beranjak hingga di kisaran Rp 14.150. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menilai, pemerintah sebenarnya tidak terlalu sulit memperkuat nilai tukar rupiah sebagai lambang supremasi kedaulatan moneter di tengah 'perang' mata uang dunia. Syaratnya, kata dia, Menteri ESDM, Menteri BUMN dan Dirut Pertamina berani menyatakan seluruh minyak yang diproduksi di Indonesia dipakai untuk kilang minyak dalam negeri. 

"Keputusan politik itu penting. Bayangkan Indonesia memproduksi minyak mentah 800 barel per hari. Namun pada saat yang bersamaan kita impor minyak mentah sebesar 300 juta barel per tahun. Pertanyaannya, mengapa minyak Indonesia tidak dipakai sebagai feed stock kilang-kilang minyak kita? Siapa yang diuntungkan dari ekspor-impor tersebut," kata Hasto di Jakarta, Jumat (28/8/2015).

Dia mengingatkan Indonesia adalah negara berdaulat, dimana Pemerintah bisa secepatnya mengeluarkan aturan, bahwa minyak porsi pemerintah hasil dari production sharing contract (PSC) harus diterima dalam bentuk crude. Sementara porsi kontraktor dalam skema PSC tersebut, katakanlah sekitar 80 persen dibeli oleh Pertamina dengan harga pasar.

"Jadi seluruh crude produksi dalam negeri langsung di proses untuk kilang kita. Para insinyur proses produksi Indonesia di kilang minyak kita dipastikan mampu melakukan adjustment operasi untuk berbagai varian crude minyak Indonesia. Saya percaya para process engineers Indonesia memiliki kompetensi dan nasionalisme untuk mengolah minyak kita sendiri," papar Hasto.

Dengan cara itu, Hasto memandang, kebutuhan dolar AS akan berkurang drastis dan pada saat bersamaan jika berbagai hambatan ekspor bisa ditekan, dan mata uang rupiah dipakai untuk seluruh transaksi ekspor Indonesia, maka rupiah dipastikan akan menguat.

"Jadi rupiah untuk rupiah. Disinilah momentum kebangkitan ekonomi dalam negeri di bawah kibaran mata uang rupiah yang dipakai di seluruh transaksi dalam negeri,” tegasnya. Apa yang terjadi dalam perekonomian kita saat ini, justru menjadi momentum untuk berdikari, dan momentum emas untuk melawan berbagai bentuk mafia yang eksis di perekonomian kita,” tandas Hasto.

Untuk diketahui, mengutip Bloomberg, Jumat (28/8/2015), rupiah dibuka di level 13.997 per dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar Rupiah melemah tipis 0,2 persen atau 35 poin berada di kisaran 14.026 per dolar AS pada pukul 10.00 WIB.

Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 0,8 persen menjadi 14.011 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 14.128 per dolar AS. (Taufiqurrohman/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya