Liputan6.com, Bangkok - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak sendirian di kawasan Asia Tenggara. Mata uang Thailand Baht juga ikut merosot ke level terendah dalam enam tahun pada Jumat (28/8/2015).
Pelemahan Baht terjadi ketika bank sentral memberikan kemudahan akses kepada investor domestik ke pasar luar negeri seiring kekhawatiran aliran dana keluar akan meningkat.
Advertisement
Baht melemah 0,5 persen menjadi 35,843 per dolar Amerika Serikat pada pukul 13.38 waktu Bangkok. Sebelumnya Baht sempat sentuh 35,94. Baht telah melemah 8,1 persen pada 2015.
Bank of Thailand memberikan kemudahan kepada investor yang memenuhi syarat dengan memiliki likuiditas lebih dari 100 juta Baht untuk langsung investasi ke saham, obligasi, reksa dana dan aset keuangan lainnya. "Jumlah investasi di luar negeri akan dibatasi menjadi US$ 5 juta," kata Wakil Gubernur Bank of Thailand, Pongpen Ruengvirayudh, seperti dikutip dari laman Bangkok Post, Jumat pekan ini.
Pongpen mengatakan, relaksasi aturan investasi keluar ini bertujuan membantu warga Thailand mendistribusikan risiko investasinya, dan berhubungan dengan lembaga keuangan luar negeri untuk meningkatkan biaya dan efisiensi investasi.
Pada 2017, Bank sentral Thailand akan mengendurkan peraturan lebih lanjut dengan memungkinkan investor ritel membeli semua jenis surat berharga.
Pongpeng menuturkan, langkah itu tidak akan berdampak terhadap cadangan dan nilai tukar asing di negara itu karena biasanya investor melakukan lindung nilai untuk mencegah risiko.
"Bank sentral mungkin lebih nyaman membiarkan dana keluar lewat masyarakat dari pada membuat lebih mudah bagi investor asing untuk masuk dan keluar. Dengan penurunan Baht bertahap dapat lebih diterima bank sentral," kata Shigehisa Shiroko, Asisten Manager Treasury Mizuho Bank Ltd.
Ia menambahkan, Baht dapat melemah ke 36 per dolar AS selama beberapa bulan ke depan. Bank of Thailand telah memberikan kejutan dengan memangkas suku bunga sehingga melemahkan Baht. Akan tetapi, langkah itu membantu eksportir. Pada April, bank sentral meredakan pembatasan aliran dana keluar dengan menaikkan batas deposito mata uang asing dan investasi properti di luar negeri.
Sebelumnya investor asing telah menarik dana keluar dari bursa saham Thailand sekitar US$ 1,2 miliar pada Agustus. Angka itu termasuk terbesar secara bulanan sejak 2013. Selain itu, investor asing juga menjual obligasi atau surat utang sekitar US$ 451 juta.
Berdasarkan data Bloomberg, harga obligasi bertenor 10 tahun juga mengalami penurunan mingguan pertama sejak Juli, dan imbal hasil naik 15 basis poin menjadi 2,81 persen.
Sebelumnya telah terjadi ledakan baru-baru ini di distrik pusat perbelanjaan kota bangkok. Hal itu memangkas jumlah wisatawan pada tahun ini. Pejabat Senior Kementerian Keuangan Ekniti Nititthanprapas menuturkan, ekonomi Thailand akan tumbuh 3 persen. (Ahm/Gdn)