Liputan6.com, Pyongyang - Kim Jong-un menyebut perjanjian baru antara Korea Utara dan Korea Selatan sebagai kesempatan bersejarah yang membuka jalan untuk memulihkan ketegangan militer dan membaiknya hubungan kedua negara.
Pada saat yang sama, seperti dilansir The Guardian, Jumat 28 Agustus 2015, media Korea Utara juga mengumumkan bahwa Kim telah memecat beberapa pejabat Komisi Militer Pusat Negara.
Advertisement
Pyongyang tidak memberikan alasan untuk pemecatan itu, tetapi analis mengatakan itu bisa dikaitkan dengan ledakan ranjau darat yang membuat cacat tentara Korea Selatan dalam zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan mereka yang dijaga ketat.
Sebelumnya Korsel menyalahkan Korut atas insiden itu, tetapi rezim Kim menyangkalnya. Hal ini pula yang memunculkan ketegangan di antara kedua negara.
Baik Korsel maupun Korut saling menembakkan artileri dan mengancam melakukan serangan lebih lanjut satu sama lain, sementara Seoul melanjutkan siaran propaganda atas pemerintahan otoriter Kim.
Namun, kedua belah pihak pada Selasa lalu sepakat untuk mengakhiri kebuntuan dan membuka saluran baru untuk berdialog dengan tujuan meningkatkan hubungan.
Reuni Keluarga
Pada Jumat kemarin, Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan Palang Merah telah mengirim pesan ke Korut dan mengusulkan pembicaraan di perbatasan Panmunjom pada 7 September mendatang untuk membahas reuni keluarga yang terpisah.
Sesuai dengan kesepakatan pada Selasa lalu, ada pakta untuk mengadakan reuni keluarga yang terpecah selama Perang Korea 1950-1953. Banyak dari warga kedua Korea yang sudah tua dan berharap untuk melihat anggota keluarga mereka yang hilang untuk terakhir kalinya. (Ado/Ron)