Liputan6.com, Jakarta - Laos dan Rosatom, BUMN nuklir asal Rusia, tengah membahas rencana pembangunan dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dua unit PLTN yang akan dibangun itu merupakan jenis VVER dengan kapasitas 1.000-1.200 MW. Hal tersebut diungkapkan Menteri Energi dan Pertambangan Laos Sinava Souphanouvong.
Souphanouvong mengatakan, pada 7 Oktober 2015, Laos akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-55, dan momentum ini bisa diambil untuk menandatangani kesepakatan (MoU) antara Laos dan Rosatom sebagai sebuah komitmen dalam pembangunan energi nuklir.
"Kerja sama ini akan menggunakan pendekatan Build-Operate-Transfer (BOT), dan ini adalah tawaran yang menarik," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (28/8/2015).
Apabila Laos benar-benar mewujudkan industri energi nuklir untuk pasokan listrik, maka negara ini akan menjadi yang kedua dalam industri nuklir setelah Vietnam di kawasan Asia Tenggara.
Sementara itu di Indonesia, rencana pembangunan PLTN masih terus dikaji oleh pemerintah dan Badan Tenaga Atom Nasional (Batan). Indonesia sebenarnya telah memiliki tiga reaktor nuklir daya eksperimental berkapasitas kecil di tiga tempat yaitu Puspitek Serpong, Bandung, dan Yogyakarta.
Batan juga telah menandatangani kerjasama dengan Nukem Technology, anak perusahaan Rosatom, untuk merancang desain reaktor eksperimental yang keempat. Rencananya, reaktor ini akan ditempatkan di Puspitek Serpong.
Saat ini, Laos merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang unggul dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Terletak di jantung kawasan Indo-China, Laos menjadi pengekspor listrik ke negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand dan Kamboja.
Sebelumnya, Laos telah menandatangani perjanjian perihal ekspor pasokan listrik ke Vietnam sebesar 5 GW dan Thailand sebesar 10 GW. Pembangunan PLTN ini akan semakin memperkuat posisi Laos sebagai negara pengekspor listrik ke negara-negara tetangga.
Kapasitas pembangkit listrik di negara ini adalah 8 GW. Saat ini ada lebih dari 80 proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik baru yang akan dioperasikan dan akan menambah kapasitas listrik di Laos sebesar 22 GW. (Dny/Gdn)
Laos Bakal Bangun PLTN 1.000 MW, Bagaimana Indonesia?
Batan telah menandatangani kerjasama dengan Nukem Technology, anak perusahaan Rosatom, untuk merancang desain reaktor.
diperbarui 29 Agu 2015, 12:14 WIBIlustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). (Foto: Reuters)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Dampak PPN Naik 12 Persen, Cak Imin Ungkap Rencana Bansos untuk Kelas Menengah
Arti Mimpi Gigi Copot Menurut Primbon Jawa, Islam, dan Psikologinya
6 Fakta Asri Welas Gugat Cerai Suami Usai 17 Menikah, Harta Sudah Dibagi
Makanan Khas Semarang Adalah Kuliner Lezat yang Wajib Dicoba
Sederet Tantangan Industri Informal di Era Prabowo, Apa Saja?
Nguber Drummer X Ziva Magnolya, Pencarian Generasi Baru Musik Indonesia
Arti Mimpi Mendengar Orang Mengetuk Pintu, Pahami dari Beda Ketukan dan Waktunya
Memahami SD-WAN: Teknologi Jaringan Masa Depan
Manfaat Air Beras untuk Kesehatan Rambut, Begini Cara Membuat dan Menggunakannya
Polda Riau Pantau Ketat Distribusi Logistik Pilkada di Pulau Terluar Indonesia
Polisi Sebut Seluruh TPS Pilkada Kota Malang Masuk Kategori Kurang Rawan
5 Respons Gerindra hingga Bawaslu soal Surat Dukungan Prabowo ke RIDO di Pilkada Jakarta 2024