Laos Bakal Bangun PLTN 1.000 MW, Bagaimana Indonesia?

Batan telah menandatangani kerjasama dengan Nukem Technology, anak perusahaan Rosatom, untuk merancang desain reaktor.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Agu 2015, 12:14 WIB
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). (Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Laos dan Rosatom, BUMN nuklir asal Rusia, tengah membahas rencana pembangunan dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dua unit PLTN yang akan dibangun itu merupakan jenis VVER dengan kapasitas 1.000-1.200 MW. Hal tersebut diungkapkan Menteri Energi dan Pertambangan Laos Sinava Souphanouvong.

Souphanouvong mengatakan, pada 7 Oktober 2015, Laos akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-55, dan momentum ini bisa diambil untuk menandatangani kesepakatan (MoU) antara Laos dan Rosatom sebagai sebuah komitmen dalam pembangunan energi nuklir.

"Kerja sama ini akan menggunakan pendekatan Build-Operate-Transfer (BOT), dan ini adalah tawaran yang menarik," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (28/8/2015).

Apabila Laos benar-benar mewujudkan industri energi nuklir untuk pasokan listrik, maka negara ini akan menjadi yang kedua dalam industri nuklir setelah Vietnam di kawasan Asia Tenggara.

Sementara itu di Indonesia, rencana pembangunan PLTN masih terus dikaji oleh pemerintah dan Badan Tenaga Atom Nasional (Batan). Indonesia sebenarnya telah memiliki tiga reaktor nuklir daya eksperimental berkapasitas kecil di tiga tempat yaitu Puspitek Serpong, Bandung, dan Yogyakarta.

Batan juga telah menandatangani kerjasama dengan Nukem Technology, anak perusahaan Rosatom, untuk merancang desain reaktor eksperimental yang keempat. Rencananya, reaktor ini akan ditempatkan di Puspitek Serpong.

Saat ini, Laos merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang unggul dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Terletak di jantung kawasan Indo-China, Laos menjadi pengekspor listrik ke negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand dan Kamboja.

Sebelumnya, Laos telah menandatangani perjanjian perihal ekspor pasokan listrik ke Vietnam sebesar 5 GW dan Thailand sebesar 10 GW. Pembangunan PLTN ini akan semakin memperkuat posisi Laos sebagai negara pengekspor listrik ke negara-negara tetangga.

Kapasitas pembangkit listrik di negara ini adalah 8 GW. Saat ini ada lebih dari 80 proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik baru yang akan dioperasikan dan akan menambah kapasitas listrik di Laos sebesar 22 GW. (Dny/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya