Liputan6.com, Jayapura - Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua menutup penerbangan bagi pesawat jenis boeing atau pesawat berbadan besar, pasca-tergelincirnya pesawat kargo Cardig Air PK-BBY pada Jumat 28 Agustus 2015 sore kemarin.
Kepala Seksi Pelayanan Darurat Bandara Sentani, Herman Sujito mengatakan, penghentian sementara penerbangan dengan pesawat boeing telah dilakukan sejak Sabtu (29/8/2015) pagi.
"Pesawat yang bisa masuk landasan di Bandara Wamena hari ini hanya pesawat berbadan kecil yang membawa tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)," kata Herman.
Penutupan Bandara Wamena dari pesawat berbadan besar, karena badan pesawat Cardig Air belum bisa bergeser dari landasan pacu. Penerbangan untuk pesawat ATR 72 dan 42 ke atas sampai hari ini ditutup.
"Sampai saat ini kami masih menunggu perkembangan dari pihak Bandara Wamena," papar Herman.
Kapolres Jayawijaya AKBP Semmy Rony TH Abaa menuturkan, saat ini KNKT masih bekerja untuk mengetahui kejadian tergelincirnya pesawat tersebut.
"Saya lihat ada beberapa kesulitan dalam melakukan investigasi kecelakaan ini, salah satunya karena badan pesawat Cardig Air cukup besar dan mesin pesawat menempel di landasan bandara, sehingga tim evakuasi harus mendongkrak pesawat sekitar 50 cm dan gunakan troli untuk mendorong pesawat. Roda bagian kiri pesawat juga sudah tidak berfungsi lagi," ujar dia.
Semmy menjelaskan, hanya pesawat berbadan kecil jenis Pilatus, Susi Air, dan pesawat kecil lainnya yang bisa terbang. Sementara untuk Wings, Trigana Air, Ekspress tidak bisa landing, karena sebagian besar badan pesawat Cardige Air masih menutupi badan landasan pacu.
"Sejak kemarin, Avtur dan lainnya sudah dikuras dari pesawat Cardig Air, tinggal badan pesawat saja yang harus dipindahkan," kata Semmy. (Mvi/Sun)
Advertisement