Liputan6.com, Kuala Lumpur - Ribuan pengunjuk rasa yang menuntut mundur Perdana Menteri Malaysia Najib Razak merangsek ke Dataran Merdeka dan persimpangan Balaikota Kuala Lumpur. Gelombang demonstrasi ini digagas kelompok Bersih 4.0 yang mengenakan atribut serba kuning.
Advertisement
Namun ada kejutan di tengah aksi protes tersebut. Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad beserta istri, Siti Hasmah Ali, menyambangi kerumunan ribuan pendemo.
Seperti dikutip dari malaysiakini.com, Sabtu (29/8/2015), kedatangan keduanya langsung disambut kegembiraan oleh para demonstran. Sebagian dari mereka bahkan berebut untuk berjabat tangan serta berfoto bersama dengan Mahathir dan istri yang tiba di lokasi unjuk rasa sekitar pukul 19.30 waktu setempat.
Mahathir yang mengenakan jas mantel abu-abu didampingi Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Tian Chua dan pengawal mantan perdana menteri.
Ironisnya, Tian Chua adalah salah satu kritikus terbesar Mahathir ketika pemerintahannya menentang aksi protes menyusul pemecatan Anwar Ibrahim pada 1998.
Setelah beberapa menit menyambangi kerumunan demonstran, Mahathir beserta istri kembali ke mobil.
Sebelumnya pada sore hari, Mahathir menghadiri sebuah acara di Pasir Gudang, Johor, Malaysia. Di sana, Mahathir mengatakan bahwa ia hendak melihat 'rapat umum' di Kuala Lumpur.
Hari ini, ribuan pengunjuk rasa memenuhi ibukota Malaysia, Kuala Lumpur. Mereka berdemo besar-besaran menuntut Perdana Menteri Najib Razak mundur terkait skandal keuangan yang menimpanya.
Demonstran yang menamakan diri Bersih, menyerukan warga untuk turun ke jalan di Kuala Lumpur, Kinabalu, dan Kuching. Petugas keamanan pun berjaga ketat di seantero kota. Perhatian mulai tertuju kepada apakah ada kemungkinan tentara intervensi dalam aksi demo untuk PM Najib Razak.
Unjuk rasa ini terkait tuduhan kepada PM Najib yang diduga telah menggelapkan US$ 700 juta atau senilai Rp 9,8 triliun dari Sovereign Wealth Fund. Namun Najib menyangkal dugaan tersebut. Dia mengatakan, dana yang diterima di akun pribadinya adalah sumbangan politik dari pihak asing. (Ans/Ali)