Liputan6.com, Kuala Lumpur - Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi menyatakan pihak berwenang harus mengambil tindakan tegas terhadap dalang pengorganisasian demo yang menamakan diri Bersih. Mereka turun ke jalan menuntut Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mundur terkait skandal keuangan.
"Pemerintah memantau para pemimpin di balik aksi itu. Kami juga mengikuti setiap kata yang mereka katakan, kita tahu tindakan yang diambil oleh mereka," kata Ahmad Zahid yang dikutip kantor berita Bernama, Minggu (30/8/2015).
Advertisement
Ahmad Zahid yang juga Menteri Dalam Negeri Malaysia itu diminta mengomentari tindakan yang bisa diambil terhadap mereka yang terlibat dalam aksi demonstrasi tersebut. Tindakan hukum yang dapat diambil terhadap demonstran adalah Majelis Undang-Undang Perdamaian, Undang-Undang hasutan, KUHP dan UU Kepolisian.
Dia mengingatkan pihak-pihak terkait untuk tidak menyalahkan pihak berwenang jika tindakan yang diambil terhadap mereka.
"Saya setuju dengan Tan Sri IGP (Khalid Abu Bakar) yang berani melakukan, berani mengambil tanggung jawab. Jangan menuduh pihak berwenang, terutama pemerintah yang lalim karena pada kenyataannya mereka kejam untuk diri mereka sendiri," tegas Ahmad Zahid.
Dia juga mengingatkan agar tidak membuat pernyataan fitnah yang akan membuat tokoh masyarakat tertentu bergabung dengannya.
"Jangan mengklaim bahwa tokoh masyarakat akan datang meskipun ia sebenarnya di luar negeri," ucap Ahmad Zahid.
Mengomentari kehadiran Mahathir Mohamad yang berada di antara para demonstran tersebut, Ahmad Zahid menilai hal itu tidak menjadi masalah. Mantan perdana menteri itu hanya bergabung di tempat itu selama 6 menit.
Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad beserta istri, Siti Hasmah Ali, menyambangi kerumunan ribuan pendemo.
Seperti dikutip dari malaysiakini.com, Sabtu 29 Agustus 2015, kedatangan keduanya langsung disambut gembira oleh para demonstran. Sebagian dari mereka bahkan berebut untuk berjabat tangan serta berfoto bersama dengan Mahathir dan istri yang tiba di lokasi unjuk rasa sekitar pukul 19.30 waktu setempat.
Mahathir yang mengenakan jas mantel abu-abu didampingi Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Tian Chua dan pengawal mantan perdana menteri.
Ironisnya, Tian Chua adalah salah satu kritikus terbesar Mahathir ketika pemerintahannya menentang aksi protes menyusul pemecatan Anwar Ibrahim pada 1998.
Setelah beberapa menit menyambangi kerumunan demonstran, Mahathir beserta istri kembali ke mobil. (Ali)