Terduga Bomber Bangkok Bagian dari Geng Penyelundup Manusia

Polisi melebarkan pencarian atas pelaku ledakan di Kuil Erawan. Hingga kini belum ada kelompok yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 31 Agu 2015, 10:27 WIB
Perbandingan foto sketsa dan pria yang baru saja ditangkap (Polisi Bangkok/Sidney Morning Herald)

Liputan6.com, Bangkok - Kepolisian Bangkok kini semakin gencar melebarkan pencarian bomber dan jaringannya setelah mereka berhasil menahan pria yang diperkirakan berusia 28 tahun, Sabtu 29 Agustus lalu.

Polisi Bangkok dalam keterangannya kepada TV lokal Thailand, Channel 3 mengatakan bahwa bom Kuil Erawan yang menewaskan 20 orang kemungkinan dilakukan oleh kelompok penyelundup manusia untuk menghancurkan perekonomian Negara Gajah Putih itu.

Juru bicara Kepolisian Bangkok Prawut Thavornsiri percaya bahwa pria yang berhasil mereka tangkap itu adalah bagian dari sindikat organisasi kriminal yang mengatur ilegal imgiran.

"Mereka [geng] marah dengan polisi yang menahan banyak migran ilegal," kata Prawut seperti dikutip dari The Guardian. "Jaringan ini membuat identitas palsu para imigran lalu memasukkan mereka ke negara ketiga," tambahnya tanpa menjelasakan bagaimana polisi bisa mencapai kesimpulan ini.

Polisi telah menahan pria yang diperkirakan berusia 28 tahun atas kepemilikan senjata api dan bahan peledak ilegal. Hingga kini polisi belum mengumumkan secara resmi nama dan warga negara mana pria ini berasal, namun beberapa saksi mata mengatakan pria ini tinggal bersama orang asing lainnnya.

Prawut juga mengatakan bahwa pria ini bersama jaringannya terlibat pengeboman Kuil Erawan dan bom di dermaga Shaton tanggal 18 Agustus.

"Investigasi awal kami menunjukkan pria ini terlibat di dua pengeboman," ujar Prawut.

Polisi juga memburu seorang wanita Thailand yang diduga terlibat ledakan bom pada 17 Agustus 2015. Polisi memburunya setelah menemukan bahan yang diyakini digunakan untuk membuat bom dari kamarnya di sebuah apartemen di Distrik Min Buri, Minggu 30 Agustus sore.

Menurut sumber kepolisian, seperti dilansir Bangkok Post, wanita ini bernama 'Misaloh' dan menyewa kamar nomor 9106. Polisi mengatakan ada kemungkinan kelompok ini memiliki rencana mengebom di sejumlah target yang lain. Sebab, masih ada banyak bahan pembuatan bom di apartemen yang polisi geledah.

"Ada sejumlah besar bahan pembuat bom termasuk 10 kabel detonator," kata Letnan Jenderal Polisi Prawut

Di apartemen tersebut, polisi menemukan pupuk urea, 6 buah flash powder dalam botol berukuran 12x7cm, kabel listrik hitam dan biru, 4 jam tangan, jam meja, baut, lampu pohon hias, sebuah kotak kosong untuk walkie-talkie, kendaraan mainan radio kontrol dan ransel berisi buku-buku.

Kedutaan Turki Menyangkal

Dalam penyerbuan pada hari Sabtu 29 Agustus Apartemen Pool Ranant, distrik Nong Chok, aparat gabungan Polisi dan Militer menemukan lusinan paspor Turki. Hal itu menimbulkan spekulasi di media-media Thailand bahwa etnik Uighur-- etnis minoritas Muslim di Xinjiang, China dan berbahasa Turki-- berada di balik ledakan bom mematikan tersebut.

Pada bulan Juli, Thailand mendeportasi 109 orang etnis Uighur ke China. Atas tindakan ini, Thailand dikecam oleh pihak internasional.

Teori siapa pelaku dan kelompok juga pernah dikemukaan oleh salah satu sumber di kepolisian Bangkok, namun, disanggah oleh Perdana Menteri Thailand, Jenderal Prayuth Chan-ocha.

Kedutaan Turki di Bangkok telah menyangkal bahwa pria yang ditahan Sabtu lalu adalah warga negara Turki, seperti dikutip dari Bangkok Post. (Rie/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya