Rizal Ramli: Ekonomi Indonesia Masuk Lampu Kuning

Dengan perekonomian yang baik sejumlah negara mampu bertahan dari guncangan global.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 31 Agu 2015, 13:22 WIB
Menko Kemaritiman yang baru Rizal Ramli (kiri) memberikan sambutan saat sertijab menteri di gedung BPPT, Jakarta, Kamis (13/8/15). Rizal resmi menggantikan Indroyono Soesilo sebagai Menko Kemaritiman. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengingatkan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini telah memasuki status siaga atau lampu kuning. Pasalnya, Indonesia saat ini sedang mengalami empat defisit.

"Bangsa kita hari ini suasananya memang sulit terutama dalam ekonomi. 1,5 tahun lalu saya nulis artikel hati-hati ekonomi Indonesia sudah warna kuning. Karena terjadi empat atau kuarto defisit," kata dia dalam Pembekalan Mahasiswa Baru Universitas Mercu Buana, Jakarta, Senin (31/8/2015).

Dia menyebut, empat defisit yang dimaksud yakni defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, defisit pembayaran, dan defisit anggaran. "Current account deficit, transaksi berjalan sangat besar sampai minus US$ 9,8 miliar," tuturnya.

Sejalan dengan itu, kerap kali pemerintah menyalahkan faktor eksternal sebagai dalang dari masalah tersebut. Padahal, hal tersebut tidak seharusnya dilakukan.

"Sama saudara ketika kondisi lemah, ada yang kena flu cepat. Tapi kalau badan kita sehat daya tahan kuat walaupun virus, kita tetap menjadi sehat," tuturnya.

Dia mencontoh, dengan perekonomian yang baik sejumlah negara mampu bertahan dari guncangan global. Disebutkannya, ekonomi India bisa tumbuh 7,3 persen. Begitu pula dengan Filipina dengan 7,2 persen.

Maka, Rizal Ramli menyatakan bahwa dirinya akan berhenti untuk menyalahkan masalah global dan fokus untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri. "Filipina yang dulu paling payah, sekarang paling hebat karena 7,2 persen. Kita 4,5 persen. Maka berhenti salah internasional, tapi kita fokus," tandas dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya