Liputan6.com, Jakarta - Produsen baja asal China, Chinese Steel sedang melakukan penjajakan untuk investasi membangun pabrik baja terintegrasi hulu hilir di Indonesia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan investasi awal dilakukan Chinese Steel akan membangun pabrik hilir, kemudian bertahap ke hulu.
Advertisement
"Mereka akan mulai investasi dari hilir kemudian ke hulu. Ini terintegrasi," kata Putu, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Ia menambahkan, Chinese Steel akan menggandeng perusahaan dalam negeri PT Artha Metal Sinergi untuk investasi di Indonesia. Setelah melakukan kesepakatan bersama (memorandum of understanding/MoU) kedua belah pihak akan melakukan kajian pembangunan pabrik, sehingga saat ini belum diketahui nilai investasinya.
"Investasi belum bilang nanti mereka akan kirim orang bikin kajian, nanti setelah dibilang layak sampai tertentu baru dilanjutkan dengan joint venture," ungkap Putu.
Menurut Putu, jika diukur pembangunan tahap awal, biasaya investasi pembangunan pabrik baja mencapai Rp 3 triliun. "Sebenarnya kalau pabrik baja itu dari pengalaman itu minimal investasinya Rp 3 triliun," tutur Putu.
Putu menambahkan, jika pabrik tersebut terealisasi akan mengurangi impor baja sebesar 10 juta ton setiap tahunnya.
"Bisa memenuhi kebutuhan baja kita, sementara industri harus tumbuh konsumsi kita di bawah Malaysia Thailand, impor kita 10 juta ton per tahun," kata Putu. (Pew/Ahm)