Liputan6.com, Texas - Kisah ini sudah jadi rahasia umum: Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln pernah mengalami kejadian aneh, ia dihantui penampakan bayangan wajahnya sendiri.
Saat bercermin, ia melihat, meski bayangan tubuhnya utuh, namun ada 2 kepala di sana. Salah satunya tambak pucat dan kabur.
Advertisement
Presiden ke-16 AS tersebut mungkin mengalami fenomena doppelgaenger. Namun, sebagian orang beranggapan, itu adalah pertanda buruk. Firasat tak menyenangkan itu terbukti kemudian.
Entah ada hubungannya atau tidak, Lincoln ditembak di teater Ford, Washington, Amerika Serikat, pada 14 April 1865 dan meninggal keesokan harinya tanggal 15 April 1865 pada usia 56 tahun.
Ratu Inggris Elizabeth I konon juga pernah mengalami hal serupa. Ia disebutkan pernah melihat doppelganger-nya terbaring tak bergerak di tempat tidur.
'Pucat pasi dan beku', itu deskripsi penampakan yang disaksikan sang 'Virgin Queen'. Elizabeth I adalah sosok penguasa yang kuat, tangguh, dan cerdas. Ia bukan orang yang gampang percaya dengan kisah hantu atau takhayul.
Apapun, sang ratu tahu benar, ada keyakinan dalam masyarakat yang menganggap hal seperti itu adalah pertanda buruk. Elizabeth I meninggal tak lama setelah melihat 'kembarannya' itu.
Fenomena serupa dialami Ambra dan Jennifer. Bedanya dengan Lincoln, 'penampakan' yang mereka lihat adalah nyata.
Ambra berusia 23 tahun dan tinggal di Fayetteville, North Carolina. Sementara, Jennifer yang berusia 33 tahun tinggal di Spring, Texas. Kedua perempuan tersebut sama sekali tak berhubungan darah. Keluarga bukan, kerabat pun tidak. Namun, mereka sangatlah mirip. Nyaris identik.
Twin Strangers
Ambra dan Jennifer kali pertama terhubung melalui situs Twin Strangers, sebuah proyek online yang berniat membantu orang-orang menemukan 'doppelganger' mereka di pelosok Bumi lain.
Dua perempuan itu menyadari kemiripan satu sama lain setelah Jennifer mengunggah fotonya pada situs itu. "Suatu hari, setelah pulang kerja, aku membaca tentang situs Twin Strangers," kata Jennifer dalam video dokumenternya, seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (1/9/2015).
"Lalu, aku iseng mendaftarkan diriku, dan yang sama sekali tak kusangka, aku akhirnya bertemu dengan 'kembaranku'."
Saat kopi darat, Jennifer dan Ambra sama-sama terkejut. "Aku langsung berpikir, 'Oh Tuhan, ada seseorang yang memiliki wajah yang sungguh mirip denganku'," kata Ambra.
Jennifer yang penasaran berusaha mencari tahu, apakah ia dan 'kembarannya' itu punya kemiripan secara personal. "Kami berusaha mencari tahu kesamaan yang kami miliki, selain penampilan. Sungguh menyenangkan memiliki seseorang yang benar-benar mirip."
Keduanya lantas melakukan sesi foto. Baju, dandanan, dan tatanan rambut disamakan. "Ada momentum setelah kami berdandan, aku memandang ke kaca. Awalnya aku mengira melihat pantulan diriku, namun ternyata bukan. Angle cerminnya tak mengarah padaku," kata Jennifer.
"Saat menyadari kesalahan, aku membalikkan cermin dan terkejut bukan kepalang saat melihat bayangan kami berdua. Rasanya bikin merinding, seperti melihat 'hantu' diri kita sendiri," kata Jennifer.
Salah satu momentum paling mengharukan dalam video ketika ibu Jennifer, Karen bertemu Ambra.
Karena merasa tak percaya, ia bahkan bertanya apakah Ambra anak adopsi. Ia penasaran, jangan-jangan perempuan muda itu adalah putrinya yang tak ia ketahui atau mungkin anak kerabatnya.
"Kamu sangat mirip dengan putriku. Bahkan senyum kalian serupa. Bagaimana mungkin?," kata dia.
Twin Strangers digagas perempuan dari Dublin, Irlandia, Niamh Geaney dan 2 rekannya, Harry English dan Terence Manzanga, April tahun ini.
Situs juga bermula dari kejadian serupa. Geaney bertemu dengan 'doppelganger'-nya, seorang perempuan Irlandia yang tinggal di area yang jaraknya 30 menit mengemudi dari rumahnya. Ia kemudian memulai proyek untuk mempertemukan orang-orang asing yang penampilannya identik.
Jennifer and Ambra, yang tinggal di Amerika Serikat, adalah salah satu bukti kesuksesan programnya. (Ein/Tnt)