Liputan6.com, Tokyo Belum lagi rasa malu Jepang terhapus setelah desain stadion dianggap buruk dan mahal, kini Negara Matahari Terbit harus mencopot logo Olimpiade 2020. Panitia memutuskan untuk tidak memakai logo ciptaan Kenjiro Sano setelah beredar tuduhan bahwa Sano telah menjiplak karya perancang Belgia, Oliver Debie.
Perancang disain Oliver Debie telah mengambil langkah hukum atas tindakan Tokyo yang membiarkan Kenjiro Sano mencontek desainnya.
Advertisement
Beberapa waktu lalu, pemerintah Jepang menolak tuduhan penjiplakan Debie. Mereka mengganggap rancangan Debie tidak terdaftar. Debie yang membuat disain untuk Liga Teater Belgia tahun 2013 ini mengatakan ada kemiripan di huruf 'T'.
Sementara itu Sano mengatakan huruf 'T' yang ia pakai merupakan huruf awalan dari 'Tokyo' dan terinspirasi dengan Bendera Jepang. Sano juga mengatakan ia tidak pernah melihat rancangan Debie sebelumnya.
"Kami yakin bahwa disain logo Olimpiade adalah asli," kata Toshiro Muto, direktur Panitia Olimpiade, beberapa minggu lalu seperti dikutip dari The Guardian.
"Ini desain yang kuat sekaligus sederhana. Kami akan tetap menggunakannya," tambah Muto.
"Saya sangat terkejut dengan tuduhan perancang dari Belgia, sangat tidak mendasar," kata Sano beberapa waktu lalu.
Sayangnya upaya untuk meredakan krisis menjadi bumerang ketika hal itu menunjukkan bahwa desain Sano ini menyerupai karya seorang ahli tipografi dari Jerman, Jan Tschichold.
Pada hari Selasa (1/9/2015) media lokal Jepang melontarkan tuduhan baru, yaitu Sano telah menggunakan sebuah foto dari sebuah situs tanpa izin, ketika ia menyajikan logonya itu.
Rupanya Sano mempunyai catatan kelam di masa lalu. Dia dianggap telah mengambil karya orang lain untuk disain di tas tote saat mempromosikan pembuatan bir Jepang. Sano dalam hal ini menyalahkan proses reproduksi pada asistennya.
Sano pernah mendapatkan tuduhan berat karena telah mengambil motif dari museum nasional Kosta Rika dalam logo yang ia rancang untuk kebun binatang di kota Nagoya Jepang.
Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 kini harus mencari desain baru.
Jepang dijadwalkan menjadi tuan rumah untuk Olimpiade Musim Panas pada tahun 2020 dan Piala Dunia rugby 2019.
Bulan Juli lalu, komite olahraga memutuskan untuk tidak menggunakan rancangan arsitek Inggris keturunan Irak, Zaha Hadid untuk stadion utama mereka setelah jumlah biaya membengkak hingga dua kali lipat.
Pembangunan terhenti hingga satu tahun, membuat menteri Olimpiade, Toshiaki Endo mengatakan bahwa Jepang tidak bisa memenuhi deadline untuk olimpiade 2020. (Rie/Ein)