Liputan6.com, Kathmandu - Polisi Nepal menembak mati 5 pengunjuk rasa di selatan negara itu saat demonstran menyatakan kemarahan mereka pada rancangan konstitusi yang baru. Mereka yang tewas termasuk komunitas etnis Madhesi, yang secara kultural dekat dengan India di seberang perbatasan.
Seperti dilansir BBC, Rabu (2/9/2015), polisi mengatakan mereka terpaksa melepaskan tembakan setelah diserang dengan senjata api dan pisau. Kejadian ini membuat jumlah korban tewas dalam kekerasan politik dalam beberapa pekan ini setidaknya telah merenggut 20 nyawa.
Advertisement
Dari 5 yang tewas, 4 orang ditembak mati setelah mereka merusak pos polisi dan kantor-kantor pemerintah di Birgunj, sekitar 90 kilometer di selatan dari ibukota Kathmandu. Seorang pria lainnya tewas di kota terdekat dari Kalaiya.
Konstitusi baru akan menjadikan Nepal sebagai negara federal, tetapi Madhesi dan kelompok lain takut mereka akan terpinggirkan. Nepal telah diatur oleh konstitusi sementara sejak monarki dihapuskan pada 2008.
Setelah bertahun-tahun perdebatan, partai politik menyepakati draft konstitusi baru. Pendukungnya berharap konstitusi ini akan meningkatkan pembangunan ekonomi dan perdamaian dengan pemberontak Maois yang telah berjuang selama satu dekade.
Tapi ada perselisihan yang disuarakan oleh kelompok-kelompok minoritas yang mengatakan mereka tidak akan diberikan hak yang cukup dalam konstitusi itu. (Ado/Ian)