Liputan6.com, Jakarta - Roda kehidupan yang berputar secara dinamis mungkin memang benar adanya. Tidak selamanya seseorang berada di puncak kejayaan, ada kala juga mereka jatuh. Berikut ini adalah beberapa tokoh terkenal yang pernah menyatakan bangkrut karena terlilit utang besar dilansir dari Telegraph, Kamis (3/9/2015) :
Larry King
Advertisement
Hidup memang tidak selamanya berjalan mulus, pembawa acara terkenal Larry King juga mengalami hal demikian. Menurut majalah Time, meski pun masih pemula Larry king adalah penyiar radio terkenal di Miami pada era 60an walau pun gaji yang didapatnya kecil.
Pada 1971, King ditangkap, dan didakwa atas pencurian berat karena diduga mencuri US$ 5.000 atau sekitar Rp70 juta (asumsi kurs Rp.14.121 per dolar AS) dari mitra bisnisnya.
Tuduhan itu akhirnya dibatalkan, namun skandal itu mengakibatkan dia dipecat dari pekerjaannya sebagai penyiar radio. Dia menyatakan bangkrut pada 1978. Hal itu lantaran ia memiliki utang sekitar US$ 350 ribu atau sekitar Rp 4,9 miliar.
Untungnya, pada tahun yang sama King mendapatkan jatah slot acara talk show tengah malam di radio, yang akhirnya mengantarkan dirinya menjadi pemandu acara televisi yang sangat sukses Larry King Live, yang berlangsung selama 25 tahun. Kini Larry King diperkirakan memiliki kekayaan bersih US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun.
Mike Tyson
Mike Tyson menyatakan bangkrut pada 2003, ditengah upaya untuk mengatasi masalah keuangannya.
Mantan juara dunia tinju kelas berat tersebut memeliki ratusan juta dolar. Menurut New York Times, Mike menghambur-hamburkan kekayaannya pada perhiasan, rumah mewah, mobil, limusin, ponsel, pesta, pakaian, dan sepeda motor.
Salah satu kejadian yang cukup kontroversial adalah ketika Mike mendatangi sebuah gerai perhiasan di Las Vegas. Ia membeli rantai emas berhias berlian 80 karat tanpa membayarnya. Saat menyatakan bangkrut, Mike terlilit hutang hingga US$ 23 juta atau sekitar Rp 325 miliar.
Donald Trump
Pengusaha kawakan Donald Trump telah menyatakan bangkrut sebanyak empat kali - pada 1991, 1992, 2004 dan 2009. Namun kebangkrutan tersebut atas nama perusahaan, sehingga keuangan pribadinya tidak terpengaruh secara signifikan.
Keuangan pribadi Trump terguncang ketika perusahaannya menyatakan gulung tikar saat membiayai pembangunan Trump Taj Mahal. Untuk membiayai proyek tersebut Trump menerbitkan obligasi, namun ia tidak mampu membayar bunga tinggi.
Menurut Forbes, hal ini mengakibatkan utang pribadi sekitar US$ 900 juta atau sekitar Rp 12,7 triliun. Oleh karena itu pada pertengahan 90-an, ia menjual kapal pesiar, maskapai, dan sahamnya di beberapa bisnis lain untuk membayar utangnya. Donald Trump kini memliki kekayaan sekitar US$ 4 miliar atau sekitar Rp 56,5 triliun. (Ilh/Ahm)