Anggota Komisi I DPR Muzani Harap IMF Bantu Naikan Nilai Rupiah

Anggota Komisi I Ahmad Muzani berharap kedatangan International Monetary Fund (IMF) ke DPR dapat membantu fluktuasi rupiah terhadap dolar.

oleh Gerardus Septian Kalis diperbarui 03 Sep 2015, 08:44 WIB
Ahmad Muzani

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi I Ahmad Muzani berharap kedatangan International Monetary Fund (IMF) ke DPR dapat membantu fluktuasi rupiah terhadap dolar agar segera membaik. Saat ini nilai tukar dolar terhadap rupiah menembus di atas Rp 14 ribu.

"Itu (14 ribu) jelas bukanlah angka yang rasional untuk semua sektor dunia usaha. Dan itu artinya ancaman terhadap resesi di depan mata. Mudah-mudahan IMF datang bisa membantu kita, bukan malah menekan posisi rupiah," ujar Muzani di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Ia menegaskan, jika IMF datang untuk membantu stabilitas rupiah maka hal ini pasti akan disambut baik.

"Ya kalau (IMF) datang membantu kan kita senang, supaya stabilitas rupiah bisa terjaga. Tetapi saya kira kita ini negara yang terbuka. Tapi yang paling penting adalah bahwa gonjang ganjing rupiah terhadap dolar itu ada faktor eksternal, rupiah bisa cepat tersambar petir begini oleh faktor eksternal kan karena ada posisi dalam negeri yang tidak terlalu kuat," jelas dia.

Muzani mengungkapkan, cadangan devisa negara saat ini tidak terlampau banyak, sehingga banyak sektor produksi yang tidak bisa dikuasai pemerintah. "Baik sektor pangan dan barang-barang lainnya, termasuk sektor energi. Itu kan yang paling menguras devisa kita. Kita habiskan devisa kita untuk belanja energi, belanja pangan dan seterusnya."

Ia menyarankan, jika sektor produksi bisa dikuasai, maka goncangan ekonomi dari luar tidak akan terlalu berpengaruh. Pemerintah harus serius terhadap program-program yang sudah dijanjikan.

"Presiden Jokowi dengan programnya saya kira sudah bagus, maritim lah, ini lah, tapi sejauh ini belum ada pelaksanaannya. Efeknya belum ada, ini sudah hampir setahun pemerintahan," ujar Muzani.

IMF, kata dia, mempunyai resep memperkecil subsidi dan mengurangi peran pemerintah di semua sektor. Di satu sisi itu bisa menjadi bencana karena ketika situasi seperti sekarang peran pemerintah dikurangi, maka itu akan menjadi sesuatu yang berat.

"Subsidi-subsidi itu kan justru cagar pengaman bagi rakyat, itu resep lama, enggak tahu kalau ada resep baru," pungkas Muzani. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya