Liputan6.com, Jakarta - Rencana proyek high speed train (HSC) atau kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi sorotan serius bagi Institut Studi Transportasi (Instran). Lantaran proyek ini dinilai tidak mendesak dan berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial jika proyek ini berjalan.
Mega proyek yang diperkirakan menelan anggaran hingga Rp 60 triliun ini tengah diperebutkan Jepang dan China. Pengumuman pemenang tender yang sedianya dilakukan pada akhir Agustus lalu diundur menjadi 7 September 2015. Salah satu kekhawatiran Instran jika proyek ini berjalan adalah tenaga kerja lokal yang tidak dilibatkan.
Advertisement
"Saya tidak yakin nanti kalau pemenangnya misalnya China, mereka akan memboyong tenaga kerjanya," ujar Direktur Instran Darmaningtyas di Kantor Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (3/8/2015).
Dirinya mencontohkan dalam pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, yang sama sekali tidak melibatkan tenaga ahli Indonesia.
"Dalam proyek besar seperti ini ahli-ahli transportasi kita tidak pernah dilibatkan. Kalau proyek yang besar itu tidak pernah melibatkan ahli-ahli lokal, karena diambil oleh konsultan luar yang sebetulnya tidak paham kondisi transportasi di Indonesia," jelas Darmaningtyas.
Ia menekankan, sebaiknya pemerintah fokus pada rencana pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan program Nawa Cita yang telah dijanjikan. (Septian/Ahm)