16 Pabrik Tekstil di Bandung Gulung Tikar

Turunnya daya beli masyarakat telah membuat 16 pabrik tekstil di Bandung gulung tikar.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Sep 2015, 22:10 WIB
Pabrik Tekstil (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar pertemuan dengan Asoasiais Pertekstilan Indonesia (API) pada hari ini.

Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan, pertemuan ini membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh industi tekstil dalam negeri yang juga terkait dengan investasi. Salah satunya yaitu penurunan pangsa pasar domestik.

"Dalam pertemuan dengan API terungkap bahwa permasalahan yang diungkapkan oleh kalangan industri tekstil lebih banyak dihadapi oleh industri yang memiliki pangsa pasar domestik," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (3/9/2015).

Berdasarkan penjelasan API, lanjut Franky, pelambatan pertumbuhan ekonomi yang tengah dihadapi Indonesia menyebabkan penurunan daya beli, sehingga masyarakat lebih memprioritaskan untuk membeli kebutuhan primer, dibandingkan membeli kebutuhan sekunder, termasuk tekstil.

Lebih buruknya lagi, pasar tekstil domestik juga semakin tertekan dengan maraknya produk ilegal yang membanjiri pasaran.

Bahkan, akibat dari tekanan pasar domestik ini, menurut data API, jumlah pabrik di pusat industri tekstil Mohamad Toha, Bandung mengalami penurunan dari sebelumnya 42 pabrik yang beroperasi, kini hanya menyisakan 26 pabrik.

"Sementara untuk industri tekstil yang berorientasi ekspor relatif tidak menghadapi permasalahan, kecuali untuk meningkatkan daya saing ekspor melalui kebijakan perdagangan bebas khususnya dengan Uni Eropa dan Turki," tandasnya. (Dny/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya