Liputan6.com, Jakarta - Pasokan minim membuat harga daging sapi melambung tinggi. Alhasil para pedagang pun mengambil pilihan untuk berhenti berdagang sementara sebagai protes atas keadaan itu.
Pemerintah pun tak mau masalah tersebut berlarut-larut. Karena itu, pemerintah membuka opsi impor untuk meredam tingginya harga daging.
Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong mengatakan, kondisi impor daging sapi memang tidak normal maka kebijakan yang diambil mesti tidak biasa.
Advertisement
"Kami akui bahwa impor daging sesuatu extra ordinary, di luar biasa, yang tidak lazim. Ini memang sementara keadaan darurat," kata dia saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, seperti ditulis Jumat (4/9/2015).
Beragam pertimbangan pun mesti diambil. Selain untuk menstabilkan harga pangan, kebijakan impor diambil demi menekan inflasi. "Kalau tidak, bisa-bisa inflasi pangan tak terkendali, kosekuensinya ke masalah kurs rupiah juga," ujar Thomas.
Dia pun menegaskan, kebijakan impor dikeluarkan agar masalah akan daging sapi tidak semakin besar. "Saya akan lebih destruktif kalau saya ngerem," ujar Thomas.
Sebagai tambahan, pemerintah telah menunjuk Perum Bulog untuk melakukan impor sapi dengan jumlah 50 ribu ekor. Sapi potong impor September didatangkan sebanyak 4 kali pengapalan. Untuk pengapalan perdana sebanyak 2.350 ekor, kedua 1.450 ekor, ketiga 1.100 ekor dan keempat 2.200 ekor. (Amd/Ahm)