Liputan6.com, Jakarta - Google baru-baru ini telah menunjukkan sejumlah perubahan. Terakhir, raksasa internet dunia ini membuat publik kaget dengan logo barunya. Termasuk ke dalam salah satu perubahan besar sejak 1999, logo baru Google ini menggunakan tipografi sans-serif yang lebih sederhana.
Logo baru tersebut harus bekerja dengan baik dalam ruang terbatas dan menjaga konsistensi lintas produk, kata Google dalam posting di blog resminya.
Berkenaan dengan logo baru Google, berikut ini komentar dan pendapat dari 3 desainer ternama dunia, seperti dikutip dari The Next Web, Jumat (11/9/2015).
Tobias Frere-Jones
Tobias Frere-Jones
Mereka telah memilih untuk menekankan setiap lingkaran yang dapat mereka temukan. Hal ini merupakan cara efektif untuk menciptakan kesan ramah. Tapi, hal ini juga membuat 'l' menonjol karena "l" merupakan satu-satunya bentuk yang sepenuhnya lurus.
Kemudian, menjadi satu-satunya huruf berwarna hijau pun tidak membantu dengan baik, sehingga orang yang melihatnya mungkin akan tergoda untuk mengurai logo ini sebagai 'Googe'. Kendati demikian, mereka melakukannya dengan baik untuk mempertahankan urutan khas warna ini.
Urutan warna ini adalah satu-satunya cara, yang mana orang bisa 'melirik' logo ini dan mengatakan bahwa ini adalah Google.
Saya tidak berpikir bahwa desain ulang ini mengarah ke tren lain yang lebih besar, karena kesederhanaan akan selalu berhasil, bahkan walau itu tidak mengesankan sekalipun. Tapi, saya juga benar-benar berharap huruf 'e' tidak menjadi apa pun.
`Tobias Frere-Jones, desainer tipografi Frere-Jones Type`
Advertisement
Milton Glaser
Milton Glaser
Saya akan mengubah nama Google menjadi Goo. Alasannya, nama ini akan bisa segera dikenali dan sesuai dengan kriteria teknis, yang hanya mengambil sedikit ruang dan juga mengurangi bandwidth yang dibutuhkan. Jadi misalnya, subjudul: Goo / Menggenggam Dunia Bersama-sama.
`Milton Glaser - desainer grafis`
Steve Heller
Steve Heller
Saat melihat animasi Google untuk pertama kalinya, saya merasa sedang melihat logo Paul Rand. Pergantian warna primer, nama yang berubah berubah menjadi huruf G dan titik-titik yang berdenyut lucu, masing-masing dengan sendirinya mengingat pokok bermain modernnya.
Saya tidak tahu, berapa lama animasi tersebut akan membosankan untuk dilihat, tapi itu adalah suatu kesenangan untuk melihatnya melalui perputarannya saat ini.
`Steve Heller - Art director dan jurnalis`
(why/isk)
Advertisement