Liputan6.com, Canberra- Magpie adalah burung asli Australia. Ia menjadi sangat agresif menjelang musim semi dari bulan September hingga pertengahan November. Biasanya burung berwarna hitam dengan garis putih ini hobi menyerang apapun yang bergerak.
Pihak pemerintah biasanya memberi plang tanda di tempat-tempat strategis bertuliskan 'hati-hati sambaran burung.' Para pengendara sepeda diwajibkan memberi tambahan batang-batang di helm mereka, agar tidak diserang Magpie.
Advertisement
Burung-burung ini biasanya hidup bergerombol. Namun, mereka saat menyerang, lebih suka sendiri. Hanya, jangan anggap enteng serangan burung ini. Paruhnya tajam dan kokoh hingga bisa melukai manusia.
Burung bersuara khas ini pada dasarnya baik dan tidak mengganggu. Selama tidak musim semi atau biasa disebut musim berkembang biak. Magpie selalu menganggap apapun yang bergerak adalah ancaman baginya, karena dianggap mau mencuri pasangannya.
Namun, akhir-akhir ini, mereka bertambah ganas. Perilaku ini ditemukan di Australia Capital Teritori (ACT) atau nama lain dari Canberra. Oleh karena itu, Dewan Kota dan Taman ACT melakukan tindakan 'culling' atau seleksi buatan dengan cara suntik mati bagi burung yang memiliki perilaku luar biasa agresif.
"Magpie tidak hanya menyerang orang berjalan, atau helm sepeda tanpa duri buatan," kata Daniel Iglesia Direktur Konservasi dan Taman Canberra kepada Canberra Times, Sabtu 4 September 2015.
"Ada banyak kasus, mereka menyerang anak-anak yang sedang asik makan. Kasus terhangat saat seorang anak sedang mengunyah kue, seekor Magpai mencengkram kepala anak itu, memasukkan paruhnya ke mulut si anak," ujar Iglesias. Beberapa kasus bahkan ada yang nyaris buta akibat ulah burung itu.
Menurut Dewan Konservasi dan Taman Kota, mereka telah 'membunuh' 25 hingga 30 Magpie di danau Yurrabi, Gungahlin, Canberra Utara. Mereka berencana akan membunuh lebih banyak burung lagi. Tindakan ini banyak dikecam oleh para aktivis penyayang binatang. Mereka memberi saran, burung-burung ganas itu seharusnya dipindah ke area lainnya.
"Masalahnya, Magpie ini burung teritorial. Ia akan mati-matian menjaga wilayahnya," terang Iglesias.
"Kami pernah mencoba itu, keesokan harinya mereka balik lagi."
Iglesias justru menyalahkan manusia yang memberi makan burung-burung tersebut. Akibatnya, Magpie terbiasa bahwa makanan di tangan manusia atau di mulutnya adalah makanannya juga.
"Ini bukan pekerjaan yang enak. Tapi kami harus melakukan itu. Demi keamanan dan kenyamaan taman," tutupnya. Ia juga telah memberi peraturan di taman-taman untuk tidak memberikan makanan kepada Magpie.
Di ACT Magpie bukan hewan yang dilindungi. Namun, di negara bagian tetangganya, New South Wales, ia dilindungi.
Kegiatan 'culling' atau seleksi buatan untuk populasi binatang yang berlebih atau membahayakan adalah hal yang biasa di Australia. Terutama di Canberra, dewan kota ibu kota Australia ini mengumumkan secara transparan beserta alasannya 'culling' hewan-hewan tersebut. Tiap tahun, ACT melakukan seleksi buatan pada hewan asli mereka yang lain yaitu Kangguru. (Rie/Ein)