Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar masyarakat Indonesia dengan usia di atas 40 tahun tak realistis dalam menghadapi masa pensiun. Masyarakat Indonesia yang sedang menghadapi masa pensiun merasa bisa hidup layak di saat tak bekerja lagi namun ternyata mereka belum memiliki perencanaan masa pensiun yang pasti. Hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan oleh Manulife.
Dalam survei yang dilakukan pada April-Mei 2015 menunjukkan bahwa investor yang berusia lebih tua di Indonesia masih belum siap menghadapi masa pensiun dan memiliki harapan yang tidak realistis tentang kondisi keuangan mereka. Hampir semua atau 94 persen dari responden berharap akan memiliki cukup dana untuk hidup di usia tua, walaupun 42 persen dari mereka masih belum membuat perencanaan.
Survei yang merupakan bagian dari Riset Manulife Investor Sentiment Index (MISI), mengungkapkan bahwa lebih dari sepertiga investor di Indonesia atau 36 persen belum membuat perencanaan keuangan untuk masa pensiun. Selain itu, investor yang berusia lebih tua atau berusia 40 tahun ke atas justru lebih tertinggal dalam hal perencanaan masa pensiun bila dibandingkan dengan investor yang berusia lebih muda atau berusia 40 tahun ke bawah.
Sebanyak 42 persen dari investor Indonesia yang berusia lebih tua belum memiliki perencanaan masa pensiun. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan persentase investor yang berusia lebih muda yang belum memiliki perencanaan keuangan untuk masa pensiun, yang hanya 30 persen.
Meskipun kurang dalam melakukan perencanaan untuk masa pensiunnya nanti, hampir setengah dari investor yang berusia lebih tua atau 49 persen yakin bahwa mereka akan memiliki dana yang lebih dari cukup untuk hidup di usia tuanya kelak, sementara 45 persen lainnya meyakini bahwa mereka akan memiliki dana yang cukup untuk dapat hidup dengan cara sederhana.
Mereka juga berharap agar lebih dari seperempat atau 28 persen penghasilannya di masa pensiun nanti berasal dari hasil investasi. Sebaliknya, hanya sedikit investor yang berusia lebih muda yang mengharapkan sumber penghasilan di masa pensiunnya nanti berasal dari hasil investasi.
Sepertinya inilah yang menjadi alasan atas temuan lain diungkapkan dalam penelitian ini, bahwa ada lebih banyak investor yang berusia lebih muda atau 66 persen yang memiliki program pensiun secara sukarela bila dibandingkan dengan investor yang berusia lebih tua.
Dari seluruh investor yang berpartisipasi dalam survei MISI, lebih dari setengah atau 52 persen investor yang belum mulai merencanakan masa pensiunnya masih berpikir bahwa mereka akan memiliki dana lebih dari cukup untuk dapat hidup di usia tuanya kelak. Hal ini menunjukkan adanya harapan yang tidak realistis.
"Sepertinya banyak investor yang tidak menyadari besarnya biaya yang akan dikeluarkan di masa pensiun nanti," ujar Director of Business Development PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Putut E. Andanawarih, seperti dikutip Minggu (6/9/2015).
Ia melanjutkan, bagi investor yang belum melakukan perencanaan pensiun dengan tepat, rasanya tidak realistis apabila mengharapkan sebagian besar penghasilan di masa pensiunnya nanti berasal dari hasil investasi. "Namun, bagi para investor yang ingin mengejar ketertinggalannya dalam menyiapkan dana untuk masa pensiunnya, mereka dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi secara regular di reksa dana saham atau pendapatan tetap," imbuhnya.
Putut menambahkan, secara umum dan tanpa disadari, Indonesia menghadapi populasi yang menua dengan cepat. Oleh karena itu, perlu ditanamkan kesadaran mengenai pentingnya perencanaan keuangan untuk masa depan, yang tidak hanya berguna untuk memastikan agar kebutuhannya tercukupi, tetapi juga untuk mempertahankan gaya hidup." tutupnya. (Gdn/Ndw)
Advertisement