AS: Pembangunan Militer Rusia di Suriah Bisa Menambah Konflik

Intelijen AS telah mengumpulkan bukti-bukti perumahan militer yang mungkin diambil dari foto pengintaian satelit.

oleh Rinaldo diperbarui 06 Sep 2015, 13:08 WIB
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, meresmikan pembukaan kedutaan besar AS di Havana, Kuba. (BBC)

Liputan6.com, Washington - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengungkapkan keprihatinannya atas laporan peningkatan pembangunan militer Rusia di Suriah. Menurut Departemen Luar Negeri AS, keprihatinan itu disampaikan Kerry kepada Menlu Rusia Sergei Lavrov melalui sambungan telepon, Sabtu 5 September 2015.

"Jika laporan tersebut akurat, tindakan ini bisa meningkatkan konflik, menyebabkan kerugian yang lebih besar untuk mereka yang tidak bersalah, meningkatkan arus pengungsi dan risiko konfrontasi dengan koalisi anti-ISIS yang beroperasi di Suriah," Deplu AS seperti dikutip Reuters.

Dikatakan Kerry, dia dan Sergei Lavrov sepakat bahwa diskusi tentang konflik Suriah akan terus dilakukan bulan ini di New York, di mana Majelis Umum PBB akan bertemu.

Laporan media pada hari Jumat lalu mengutip para pejabat AS menggambarkan peningkatan aktivitas militer Rusia di Suriah, dengan memperluas dukungan Moskow untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad di tengah perang saudara yang berkecamuk.

New York Times melaporkan, Rusia telah mengirimkan tim militer ke Suriah dan telah mengirimkan unit-unit barak tempat tinggal untuk ratusan orang yang ditempatkan di lapangan terbang Suriah.

Pasukan Darat Rusia

Dikatakan, pejabat AS melihat ada indikasi Rusia bermaksud untuk menyebarkan pasukan darat yang signifikan serta mempersiapkan lapangan terbang sebagai dasar untuk mengangkut perlengkapan militer yang akan jadi batu loncatan untuk serangan udara mendukung Assad.

Sedangkan Los Angeles Times melaporkan, intelijen AS telah mengumpulkan bukti-bukti perumahan militer yang mungkin diambil dari foto pengintaian satelit.

Sebelumnya Lavrov mengatakan, Amerika Serikat harus bekerja sama dengan Assad, sekutu lama Moskow, untuk melawan pasukan ISIS yang telah merebut bagian dari utara dan timur Suriah.

Amerika Serikat dan Rusia memang berselisih dalam konflik Suriah. Rusia mendukung Assad, sementara Amerika Serikat menganjurkan transisi politik untuk mengakhiri pemerintahan Assad. (Ado/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya