Liputan6.com, Los Angeles Taylor Swift merilis videoklip karya terbarunya "Wildest Dreams", 30 Agustus 2015. Belum lama diluncurkan di situs berbagi video YouTube, lagu itu telah ditonton 31.636.274 orang.
Videoklip "Wildest Dreams" mengisahkan tentang kisah cinta antara artis dan aktor yang terlibat dalam satu layar. Namun, ternyata Taylor Swift juga memiliki cerita tersendiri mengenai video Wildest Dream yang mengambil tema masa penjajahan di Afrika sekitar 1950-an.
Advertisement
Menurut sebuah sumber, Taylor Swift terinspirasi dari mendiang neneknya, Marjorie Finlay. Gambaran Taylor Swift yang terlihat glamor di video itu menyerupai sang nenek, diwartakan Fox News, Minggu (6/9/2015).
"Taylor Swift ingin mencontoh segala tindak-tanduk sang nenek. Dia ingin menghidupkan imej sang nenek semasa muda ke dalam videoklip 'Wildest Dreams'. Lalu, setting waktu pun dinilai pas dengan keinginan Taylor Swift," ujar sebuah sumber.
Sebelumnya, videoklip 'Wildest Dreams' sempat dikritik beberapa orang karena dinilai setuju atas bentuk penjajahan. Namun sutradara videoklip Joseph Khan membantah kabar tersebut.
"Video ini bukan mengenai masa penjajahan. Tapi mengenai sebuah kisah cinta tentang artis film yang mengambil waktu di tahun 1950-an. Diceritakan, semua krus yang terlibat dalam video itu adalah orang kulit hitam. Kami menyesuaikan sejarah pada masah itu," ungkap Joseph Khan.(Des/Ade)