Liputan6.com, Fresno, California - Curhat di Instagram dengan menuliskan lirik lagu boleh-boleh saja. Tetapi sebelum mengunggah postingan, perhatikan dulu lirik lagu yang akan diperlihatkan. Hal ini justru diabaikan oleh seorang remaja pria di California yang kini dipenjara karena menggunggah lirik lagu I'm Back karya rapper Eminem di jejaring sosial foto tersebut.
“I take seven kids from Columbine, stand ’em all in a line. Add an AK-47, a revolver, a nine," begitu bunyi lirik yang di-posting oleh remaja ini. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, penggalan lirik tersebut menceritakan tentang sebuah tindakan kekerasan anak-anak dengan menggunakan senjata api.
Menurut informasi yang dilaporkan laman Ars Technica, Selasa (8/9/2015), lirik lagu I'm Back konon memang sangat terdengar provokatif. Terlebih, setelah mendapat sorotan netizen di Instagram. Pihak polisi setempat pun penasaran dengan remaja ini, dan akhirnya menggeledah seisi rumahnya.
Diungkap, tim polisi menemukan barang bukti berupa senjata api. Hal tersebut pun membuat pihak kepolisian bertindak tegas untuk menahan remaja berusia 15 tahun yang tidak disebutkan namanya ini.
Tindakan remaja ini dijelaskan oleh pihak kepolisian merupakan bentuk ancaman terorisme, meskipun hadir dalam bentuk curahan hati yang diunggah lewat lirik lagu. Namun, lirik tersebut memang berbau provokasi yang seakan `mengajak` pengguna Instagram untuk melakukan hal serupa dengan remaja itu.
"Ajak saya, tolong. Saya punya beberapa `barang` untuk kita," tulis salah satu komentar pengguna Instagram yang tidak disebutkan namanya.
Sang pemilik akun ini pun membalas komentar pengguna Instagram tersebut, "Tenang saja. Saya akan menghubungimu," ujarnya.
Namun, setelah ditangkap, si remaja ini mengaku tidak pernah mem-posting lirik lagu Eminem lewat akun Instagramnya. Ia berdalih, komputernya diretas dan digunakan untuk mengkampanyekan isu provokatif lewat lirik lagu.
Usut punya usut, beberapa hari kemudian tim kepolisian menggelar konferensi pers dan mengungkap bahwa remaja ini rupanya mengalami `masa sulit` di dalam hidupnya. Dibeberkan, ibunya baru saja meninggal, selain itu ia juga baru saja putus dengan pacarnya, dan yang paling mengejutkan adalah ia sempat menjadi korban bully di sekolah.
"Kami sangat beruntung hal ini bisa cepat ditangani. Kami percaya bagaimanapun ia butuh pertolongan. Sejata-senjata itu memang ada di rumahnya. Mungkin pikirannya sudah mantap untuk melancarkan ancaman-ancaman tersebut," kata Jerry Dyer, kepala kepolisian setempat.
Namun, pengacara remaja tersebut menegaskan bahwa kliennya sedang dalam fase depresi atau menjadi korban bully. Untuk masalah putus cinta dengan sang pacar, ia menjelaskan bahwa kliennya itu tidak terlalu berkomentar banyak.
Sampai saat ini remaja tersebut masih mendekam di penjara. Pihak kepolisian masih belum memutuskan jenis hukuman apa yang akan menimpa remaja ini.
(jek/cas)
Advertisement