Tersentuh Aylan, Australia Siap Terima Banyak Pengungsi Suriah

Perdana Menteri Abbot 'tersentuh' dengan foto Aylan. Sementara Kemlu Australia tawarkan 'lokasi aman' di dalam Suriah.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 07 Sep 2015, 11:43 WIB
Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott jutaan warga negeri kanguru kecewa berat dengan pemindahan duo Bali Nine tersebut.

Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri Australia mengatakan bahwa negerinya siap berpartisipasi dalam krisis ledakan pengungsi dari negeri konflik Suriah, sebagai bagian dari misi kemanusiaan. Abbott mengatakan bahwa Negeri Kanguru tersentuh setelah melihat foto Aylan Kurdi yang tewas, saat kapalnya karam di perairan Turki.

Dalam keterangan media pada Minggu 6 September 2015, Abbott mengakui foto Aylan menyentuh hatinya. Sehingga ia berencana menaikkan jumlah pengungsi dari Suriah.

Namun, seiring dengan persiapan menerima pengungsi tersebut, Australia tidak berarti menaikkan jumlah penerimaan para pencari suaka itu. Hanya saja jumlah dari Suriah yang menjadi prioritas.

Total pencari suaka di Australia kini mencapai 13.750 orang.

"Tidak, saya bukan akan meminta lebih banyak pencari suaka di benua ini," kata PM Abbott di Canberra, seperti dikutip dari Sidney Morning Herald, Minggu 6 September 2015.

"Fokus Australia hanya untuk keluarga, perempuan dan anak-anak terutama dari kalangan minoritas yang tengah berada di kamp di negara tetangga Suriah dan Irak," tambahnya lagi. Ia juga menolak menjawab apakah Australia akan menerima pencari suaka dari negara lain.

Sementara itu, keputusan PM Abbott tak sejalan dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengatakan tidak ada komitmen bagi Australia untuk meningkatkan penerimaan pencari suaka. Ia memberi sebuah solusi alternatif berupa 'tempat aman' di Suriah atau di perbatasan.

"Yang ada adalah pertimbangan apakah Australia bisa membuat 'lokasi aman' di tengah-tengah Suriah atau di Irak, sehingga orang-orang itu tidak perlu meninggalkan negaranya namun aman dari serangan teroris," kata Bishop.

Tahun lalu, Australia telah menampung 4.400 pencari suaka dari Suriah dan Irak, sehingga total jumlah mereka adalah 18.750 pada tahun 2018 nanti.

Di samping itu, Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton telah terbang ke Jenewa untuk berbicara dengan PBB mengenai krisis ini.

"Australia, seperti biasa, selalu ikut berpartisipasi. Kami selalu ada ketika ada masalah di dunia ini," tutur PM Abbott.

Perdana Menteri dari Partai Liberal ini juga mengatakan harus ada tindakan keras terhadap keamanan di Suriah.

Komite Keamanan Nasional Australia kemudian mengumumkan keterlibatan militernya, untuk bergabung dengan sekutu untuk melakukan serangan udara terhadap ISIS.

Pemimpin Oposisi dari partai Buruh, Bill Shorten setuju dengan keputusan Abbott kali ini. Bahkan meminta seharusnya Australia lebih banyak menerima pencari suaka. Juli lalu, Partai Buruh mendesak menaikkan jumlah hingga 27.500 pencari suaka hingga tahun 2025.

Sementara itu, Partai Hijau meminta 20.000 pengungsi Suriah untuk segera ditampung di Benua Kangguru itu.

Gubernur-gubernur negara bagian juga meminta pemerintah Federal segera melakukan sesuatu. Pemimpin negara bagian Australia Selatan Jay Weatherill mengungkapkan kesedihannya di laman Facebook pribadinya tentang kematian Aylan. Ia bersama gubernur negara bagian New South Wales, Mike Baird membuka wilayahnya untuk menampung pencari suaka dari Suriah.

"Seharusnya Australia bisa berbuat sesuatu lebih untuk menolong mereka," tulis Weatherill.

Namun, menurut Menteri Perdagangan Andrew Robb, penambahan jumlah pencari suaka dari Suriah masih "dibicarakan."

"Kami belum ada keputusan final mengenai hal itu. Tapi, melihat situasi sekarang ini, kami sangat berniat menolong dan secara pribadi saya mendukungnya," kata Robb.

(Rie/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya